kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cetak lonjakan laba, emiten-emiten ini optimistis lanjutkan kinerja apik


Selasa, 26 Oktober 2021 / 17:54 WIB
Cetak lonjakan laba, emiten-emiten ini optimistis lanjutkan kinerja apik
ILUSTRASI. Sejumlah emiten mencatatkan kenaikan laba bersih signifikan di kuartal ketiga 2021.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten mencatatkan kenaikan laba bersih signifikan pada laporan keuangan periode terakhirnya.

Dari anggota indeks Kompas100, beberapa emiten dengan pertumbuhan laba tertinggi ada PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Astra Agro Lestasi Tbk (AALI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

Sepanjang semester pertama tahun ini, SSMS membukukan kenaikan laba bersih 592,1% yoy menjadi Rp 696,3 miliar pada semester pertama 2021. Kenaikan laba bersih SSMS lantaran pendapatan yang juga naik 32,1% secara year on year menjadi Rp 2,3 triliun pada semester pertama 2021.

Baca Juga: Sawit Sumbermas (SSMS) yakin kenaikan kinerja berlanjut hingga tutup tahun

Manajemen SSMS memprediksi pertumbuhan kinerja yang positif masih bakal berlanjut hingga akhir tahun. Sekretaris Perusahaan Sawit Sumbermas Sarana Swasti Kartikaningtyas menyatakan, pendorong kinerja perusahaan ini karena harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang sekarang ini dibanderol dengan cukup tinggi.

Bahkan pada pekan lalu, harga CPO berjangka untuk pengiriman Januari 2022 di Malaysia Derivative Exchange kembali menorehkan rekor tertinggi setelah naik 2,47% ke RM 5.083 per ton. Selain ditopang oleh harga jual yang berada dalam tren positif, Kartika bilang, sekarang ini produktifitas SSMS termasuk yang tertinggi di Indonesia, berkat usia tanamannya yang masih sangat produktif.

“SSMS terus mengupayakan penjualan CPO dapat melampaui realisasi penjualan CPO di tahun lalu. Permintaan dan penjualan CPO SSMS masih sangat baik,” ungkap dia kepada Kontan.co.id, Senin (25/10).

Baca Juga: Laba bersih Nippon Indosari (ROTI) melejit 65% pada kuartal III 2021

Sebelumnya, emiten pemasok produk petrokimia yakni TPIA juga optimistis mencapai target pertumbuhan kinerja pendapatan hingga US$ 2,5 miliar pada tahun ini atau naik 32,97% dari perolehan tahun lalu.

TPIA membukukan pendapatan senilai US$ 1,26 miliar di semester pertama 2021. Jumlah ini naik 50% dari realisasi pendapatan di periode sama tahun lalu sebesar US$ 839,3 juta.

Melesatnya pendapatan bermuara pada membaiknya bottom line TPIA. Anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) ini membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$ 164,38 juta. Berbanding terbalik dari semester pertama tahun lalu dimana TPIA masih menanggung kerugian bersih US$ 40,12 juta.

Baca Juga: Simak kinerja keuangan Fajar Surya Wisesa (FASW) di kuartal III-2021

Analis Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai, emiten-emiten yang mencatatkan laba bersih tinggi tersebut berpotensi melanjutkan pertumbuhannya hingga akhir tahun ini, khususnya di kuartal akhir.

“Ada peluang kembali tumbuh, terutama saham emiten di industri perkebunan, dimana harga CPO berada dalam tren kenaikan,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Selasa (26/10).

Tak hanya dari sektor CPO, Sukarno menilai, emiten perbankan juga memiliki potensi kenaikan kinerja seiring pemulihan ekonomi serta suku bunga yang rendah menjadikan peluang pertumbuhan kredit untuk dapat meningkat. 

Baca Juga: Pendapatan AKR Corporindo (AKRA) naik 24% per kuartal III-2021, ini pendorongnya

Sukarno melihat pada kuartal ketiga dan keempat tahun ini emiten dari sektor batubara berpotensi mencatatkan kenaikan laba tertinggi. Hal tersebut didorong oleh kenaikan harga komoditas batubara yang cukup signifikan dibandingkan komoditas lainnya.

“Mayoritas emiten sektor terkait sepertinya memanfaatkan momentum meningkatkan kinerja di tengah kenaikan harga coal,” tambah Sukarno.

Lebih lanjut Sukarno menjelaskan, bahwa hasil dari rilis laporan keuangan emiten akan berdampak positif pada pergerakan saham-saham emitennya. Dari jajaran saham emiten dengan kenaikan tertinggi, Sukarno bilang saham BBTN, AALI, BRIS, LSIP, TPIA, dan ERAA bisa dicermati. Sebab, selain kinerjanya yang bagus kondisi valuasinya juga masih tergolong rendah. Ia menyarankan pelaku pasar bisa hold atau buy on weakness jika harga mengalami koreksi wajar.

Baca Juga: Pendapatan melejit 671,1%, simak kinerja Itama Ranoraya (IRRA) hingga kuartal ketiga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×