kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bukit Asam (PTBA) membidik produksi batubara sebesar 27,3 juta ton


Rabu, 23 Januari 2019 / 18:58 WIB
Bukit Asam (PTBA) membidik produksi batubara sebesar 27,3 juta ton


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Bukit Asam Tbk (PTBA) meraih produksi batubara sebanyak 26,35 juta ton atau 3,14% lebih tinggi ketimbang dengan target produksi tahun ini sebesar 25,5 juta ton.

Sekretaris Bukit Asam, Suherman menyampaikan capaian jumlah penjualan sampai tutup tahun lalu 24,70 juta ton. “Sekitar 55% hingga 60% dari total penjualan dijual ke pasar domestik,” kata Suherman pada Kontan.co.id, Rabu (23/1).

Selain pasar domestik, emiten berkode saham PTBA ini juga menjajakkan produknya ke pasar ekspor, misalnya China dan India. PTBA memprediksi penjualan batubara ke pasar ekspor akan meningkat sejalan dengan rencana peningkatan batubara berkalori tinggi sebesar 5 juta ton pada tahun ini. Jepang menjadi salah satu pasar tujuan mereka untuk menjual batubara berkalori tinggii.

Tahun ini mereka membidik produksi batubara sebesar 27,3 juta ton,PTBA juga akan menargetkan penjualan batubara ke pasar ekspor sebesar 12 juta ton. Selain meningkatkan produksi batubara, mereka juga berencana untuk mengakuisisi tambang baru. Sayangnya Suherman belum dapat menyampaikan detail mengenai rencana akusisi tersebut. “Belum ada informasi yang dapat disampaikan mengenai rencana akuisisi,” ungkapnya.

Ia bilang, saat ini tim dari pengembangan bisnis PTBA masih dalam proses mengkaji rencana akuisisi tambang baru tersebut. Dalam berita Kontan.co.id sebelumnya, untuk melakukan akuisisi mereka masih mempertimbangkan kualitas batubara, akses, serta harganya.

Sejauh ini, mayoritas produksi batubaraPTBA berasal dari tambang Air Laya, Muara Tiga Besar dan Banko Barat yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Cadangan tertambang batubara PTBA sendiri sebenarnya masih cukup besar, yakni sekitar 3,3 miliar ton.

Guna melancarkan rencana peningkatan produksi batubara pada tahun ini, mereka sudah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 6,5 triliun. Mereka akan menggunakan belanja modal ini untuk investasi rutin untuk pergantian atau pembaharuan peralatan produksi operasional perusahaan serta untuk peningkatan kapasitas pelabuhan. “Sumber dari belanja modal ini masih menggunakan dana internal,” imbuhnya.

Tak hanya itu,PTBA juga akan menggunakan belanja modal itu untuk pengembangan proyek-proyek strategis mereka. Rencana mereka untuk membangun pabrik gasifikasi yang digadang-gadang dari beberapa waktu lalu akan segera terealisasi. PTBA menargetkan proyek ini akan rampung pada 2022.

Pabrik gasifikasi ini nantinya akan berlokasi di Mulut Tambang Batubara Peranap dan memiliki kapasitas produksi 1,4 juta ton DME per tahun dengan kebutuhan batubara sebesar 9,2 ton per tahunnya.

Sebelumnya Bukit Asam juga menandatangani Head of Agreement (HoA) dengan PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) untuk hilirisasi batubara menjadi Urea, DME, dan Polypropylene di lokasi tambang Tanjung Enim.

Dalam wawancara sebelumnya, untuk proyek ini PTBA membutuhkan biaya US$ 3 miliar dan US$ 2 miliar untuk proyek di Peranap. Mengenai pendapatan dan laba bersih, Suherman belum dapat menyampaikan capaian pendapatan dan laba bersih pada tahun lalu. “Untuk tahun ini target pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sekitar 7% hingga 15%,” sebutnya.

Per September 2018, PTBA mencatatkan pendapatan sebanyak Rp 16,04 triliun naik 20,70% ketimbang tahun 2017 sebesar Rp 13,29 triliun dengan laba bersih pada kuartal III 2018 sebesar Rp 3,92 triliun naik 49,04% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,63 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×