kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bos IMF: Tarif baja dan aluminium bisa merugikan ekonomi dunia


Senin, 05 Maret 2018 / 08:33 WIB
Bos IMF: Tarif baja dan aluminium bisa merugikan ekonomi dunia
ILUSTRASI. Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan bahwa tarif imporĀ  baja dan aluminium yang diterapkan Amerika Serikat kemungkinan akan menyebabkan kerusakan ekonomi bagi bagi AS sendiri dan mitra dagangnya. Terkait hal itu, IMF mendesak negara-negara untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan tanpa harus melakukan tindakan pembalasan.

"Pembatasan impor yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan menyebabkan kerusakan tidak hanya di luar AS, tapi juga pada ekonomi AS sendiri, termasuk sektor manufaktur dan konstruksi, yang merupakan pengguna utama aluminium dan baja," demikian pernyataan singkat IMF yang dirilis Jumat (5/3).

Sebelumnya, pada Kamis (4/3), Trump mengumumkan dia berencana mengenakan tarif sebesar 25% untuk impor baja dan 10% untuk produk aluminium yang dirancang untuk melindungi pekerjaan Amerika dalam menghadapi produk asing yang lebih murah. Kebijakan ini akan diumumkan secara resmi minggu depan.

Sehari kemudian, Uni Eropa meningkatkan kemungkinan melakukan tindakan penanggulangan, di mana Prancis mengatakan bahwa tugas tersebut tidak dapat diterima dan China mendesak Trump untuk mengurungkan niatnya. Kanada, pemasok baja dan aluminium terbesar ke Amerika Serikat, mengatakan akan melakukan pembalasan jika terkena tarif AS.

Sayangnya, IMF tidak menjelaskan kerusakan ekonomi seperti apa yang akan terjadi. IMF saat ini tengah mempersiapkan prediksi ekonomi global menjelang pertemuan April dengan 189 negara anggotanya.

"Kami khawatir bahwa tindakan yang dilakukan oleh AS akan, secara de facto, memperluas keadaan di mana negara-negara menggunakan alasan keamanan nasional untuk membenarkan pembatasan impor berbasis luas," jelas juru bicara IMF Gerry Rice dalam pernyataan tersebut.




TERBARU

[X]
×