kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BNP Paribas AM dan Bank DBS Indonesia merilis reksadana berisi saham teknologi global


Rabu, 22 September 2021 / 13:54 WIB
BNP Paribas AM dan Bank DBS Indonesia merilis reksadana berisi saham teknologi global
ILUSTRASI. DBS Indonesia dan BNP Paribas Asset Management meluncurkan BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank DBS Indonesia bersama dengan PT BNP Paribas Asset Management (BNP Paribas AM) resmi meluncurkan BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD. Reksadana ini merupakan produk reksadana indeks global pertama yang memiliki prinsip syariah dengan eksposur penuh ke saham-saham dari sektor teknologi berskala global

Head of Investment Product & Advisory Bank DBS Indonesia, Djoko Soelistyo berharap, BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD dapat membantu para investor dalam menentukan strategi investasi. Menurutnya, terdapat tiga manfaat utama yang ditawarkan oleh BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD.

Pertama, membuka akses bagi investor mendapatkan peluang ke sektor new economy melalui investasi teknologi global yang fokus pada inovasi dan pertumbuhan. 

Baca Juga: BNP Paribas Merilis Reksadana ETF Berbasis IDX Growth30

Kedua, produk tersebut menggunakan strategi pengelolaan pasif, yaitu dengan melakukan replikasi indeks DJIM Global Technology Titans 50 yang terdiri dari 50 saham. Sehingga akan memudahkan nasabah untuk memonitor portofolio serta mendapatkan transparansi konstituen yang dapat diakses secara publik.

“Selain itu, indeks ini juga dapat menjadi alternatif investasi untuk nasabah yang ingin melakukan diversifikasi dalam denominasi USD,” ujar Djoko dalam konferensi pers peluncuran BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD, Rabu (22/9).

Presiden Direktur BNP Paribas AM, Priyo Santoso optimistis produk reksadana global ketiga milik BNP Paribas AM ini akan menjadi incaran para investor. Dia membeberkan, pada peluncuran pertama, Senin (20/9), pihaknya berhasil meraih net aset gathering sebesar US$ 31,1 juta. 

Baca Juga: Tren peminat reksadana ETF terus tumbuh dalam lima tahun terakhir

Lebih lanjut, Priyo menilai keberadaan reksadana indeks yang memberikan eksposur ke teknologi amat dibutuhkan mengingat kehidupan kita sudah sangat bergantung teknologi. Apalagi, kinerja indeks saham teknologi seperti DJIM Global Technology secara historis terbukti mampu memberikan kinerja yang apik.

“Secara garis besar, indeks ini berisikan sektor teknolog yang terbagi dalam dua tema besar, yakni software & computer services, dan technology hardware & equipment. Indeks berisikan 50 saham perusahaan teknologi yang pembobotannya mengikuti float adjusted market cap,” imbuh Priyo.

Terkait perusahaan teknologi yang menjadi portofolionya, sebanyak 82,9% berasal dari perusahaan AS. Sementara sisanya tersebar dari negara lain seperti Jerman, Belanda, China, Taiwan, dan sebagainya. 

Adapun, reksadana BNP Paribas DJIM Global Technology Titans 50 Syariah USD memiliki denominasi dalam dolar Amerika Serikat (AS). Bagi investor yang tertarik, reksadana ini memiliki minimal dana pembelian sebesar US$ 10.000 dan dapat dibeli melalui salah satunya lewat Bank DBS Indonesia.

 Baca Juga: BNP Paribas AM meluncurkan Reksadana Indeks BNP Paribas IDX Growth30 ETF

Seiring diluncurkan dengan tema syariah, Priyo menyebut indeks tersebut sudah mengeliminasi perusahaan yang secara langsung bergerak di bidang atau memiliki 5% atau lebih (secara akumulatif) pendapatan yang berasal dari kegiatan yang dilarang.Kegiatan tersebut antara lain yang berkaitan dengan; alkohol, produk yang mengandung babi, senjata, musik, sinema, tembakau, jasa, keuangan, judi, hotel, dan hiburan dewasa. 

Selanjutnya, indeks ini mengeliminasi perusahaan yang memperoleh pendapatan dari bunga atau mempunyai tingkat utang yang tinggi. Rinciannya, perusahaan wajib memiliki kurang dari 33% untuk rasio-rasio berikut:

  • Total utang dibagi dengan nilai rata-rata kapitalisasi pasar selama 21 bulan berjalan
  • Total nilai jas dan efek yang menghasilkan bunga dibagi dengan nilai rata-rata kapitalisasi pasar selama 24 bulan berjalan
  • Piutang dibagi dengan nilai rata-rata kapitalisasi pasar selama 24 bulan berjalan

“Dengan eksposur ke saham yang berasal dari sektor-sektor yang akan jadi tulang punggung tatanan dunia baru, kami meyakini investor bisa memperoleh value dari produk ini serta sebagai pilihan menarik untuk diversifikasi,” tutup Priyo.

Baca Juga: Reksadana global berbasis ESG makin dilirik investor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×