kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bisnis kemasan naik 8% tahun ini


Jumat, 12 Oktober 2012 / 09:34 WIB
ILUSTRASI. Pengendara melintas di kawasan Tugu Pal Putih, Yogyakarta, Jumat (10/6/2021). Cuaca hari ini di Jawa dan Bali cerah hingga berawan, menurut prakiraan BMKG. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah.


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Markus Sumartomjon

JAKARTA. Potensi bisnis industri kemasan domestik bakal tumbuh tahun ini. Menurut Direktur Eksekutif Indonesian Packaging Federation (IDF) Henky Wibawa pendapatan industri kemasan domestik bisa naik 8% - 9% tahun ini menjadi Rp 45 triliun - Rp 46 triliun. Tahun lalu omzet industri kemasan masih Rp 41,7 triliun.

Sampai kuartal III - 2012  (Januari - September), omzet industri kemasan naik 8% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 33 triliun. "Pertumbuhan sesuai target sekitar  8%," katanya kemarin.

Kontribusi terbesar pendapatan industri kemasan masih ditopang penjualan produk plastik dan kertas. Bila dilihat dari industri pengguna, industri makanan dan minuman masih menjadi konsumen terbesar.

Kemasan plastik, baik feksibel maupun rigid memberi kontribusi 50% dari total omzet industri kemasan lokal. Sementara kemasan kertas memberi kontribusi 40%.  Sisanya disumbang kemasan kaleng yakni sekitar 10%.

Salah satu pemain yang menikmati bisnis di industri kemasan ini adalah PT Alkindo Naratama Tbk (ALDO). Klien utama perusahaan yang berbasis di Bandung ini adalah industri tekstil.

Direktur Alkindo, Erik Sutanto mengatakan dari total produksi kemasan perusahaan yang mencapai 36.000 ton per tahun, sekitar 70% untuk kebutuhan industri teksil.

Menurut Erik, untuk bisa mengembangkan pasar bukan perkara mudah. Pasalnya perusahaan harus bisa membuat bentuk kemasan yang menarik perhatian konsumen. Jadi butuh biaya riset dan pengembangan yang tidak kecil.

Alkindo  sudah menyiapkan   35% dari biaya operasional untuk biaya riset. "Riset perlu karena tren kemasan sering berubah," kata Erik.
Alkindo sendiri masih fokus di produk kemasan kertas. Produk kemasan papertube (kertas tabung) berkontribusi sebesar 80% dari pendapatan Alkindo. Sedangkan papercore sekitar 8%. Adapun honeycomb (berbentuk sarang madu) sebesar 12%.

Saat ini 90% produksi kemasan Alkindo untuk pasar domestik. Sampai kuartal II 2012, pendapatan Alkindo  Rp 144,35 miliar atau melesat 57% dari pendapatan di periode yang sama tahun lalu yang masih Rp 91,85 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×