kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Biaya rendah, multifinance merilis obligasi


Kamis, 01 Februari 2018 / 09:30 WIB
Biaya rendah, multifinance merilis obligasi


Reporter: Tendi Mahadi, Umi Kulsum | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerbitan obligasi untuk pendanaan multifinance di tahun ini masih akan semarak. Tren bunga rendah dan minat investor yang tinggi menjadi pertimbangan multifinance menerbitkan surat utang.

Lagi pula, penerbitan surat utang bisa dibilang sudah menjadi kegiatan rutin bagi sejumlah multifinance. Itu sebabnya penerbitan obligasi oleh multifinance pun terus meningkat.

Otoritas Jasa Keuangan  (OJK) mencatat, hingga akhir 2017, outstanding penerbitan surat utang oleh perusahaan pembiayaan mencapai Rp 74,97 triliun. Jumlah tersebut meningkat 14,6% dari 2016.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)  Suwandi Wiratno mengatakan, pemenuhan pendanaan dari pinjaman perbankan memang masih mendominasi. Tapi dari penerbitan obligasi juga punya porsi yang tidak kecil yakni di kisaran 30%.

Meski begitu, memang tak semua multifinance menjadikan obligasi sebagai pilihan pendanaan. Kebanyakan perusahaan yang merilis obligasi adalah pemain yang sudah masuk skala besar. "Lalu dari sisi peringkatnya juga sudah cukup bagus," kata Suwandi.

Cost of fund

Salah satu multifinance yang berniat merilis obligasi di awal tahun ini adalah PT BFI Finance Indonesia Tbk. Direktur BFI Finance Sudjono menuturkan, pihaknya berencana merilis obligasi senilai Rp 1 triliun di kuartal I 2018. Sementara sepanjang tahun 2018, rencana pencarian dana lewat penerbitan surat utang mencapai Rp 2 triliun sampai Rp 3 triliun.

Ia menilai, obligasi merupakan pilihan yang menarik karena cost of fund cenderung menurun sehingga bisa meringankan beban. Minat investor untuk menyerap obligasi dari multifinance juga terbilang masih besar.

Tahun ini, BFI menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 20%. Tahun lalu, BFI FInance mencatatkan pembiayaan Rp 14,3 triliun.

Sementara PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) akan merilis surat utang senilai Rp 3,5 triliun di tahun ini. Presiden Direktur WOM Finance Djaja Suryanto Sutandar mengatakan, pihaknya membutuhkan pendanaan Rp 7 triliun-Rp 7,5 triliun guna menopang pembiayaan. Dari jumlah itu, pinjaman bank dan obligasi porsinya masing-masing 50%.

Obligasi juga menjadi pilihan PT Indomobil Finance Indonesia (IMFI) untuk meraup pendanaan. Menurut CEO IMFI Gunawan Effendi, obligasi tersebut diterbitkan di awal tahun ini. Mumpung tren biaya dana yang rendah.

Dalam penawaran umum berkelanjutan (PUB) III tahap II, IMFI awalnya hanya menawarkan obligasi Rp 750 miliar. Namun hasil book building mencapai Rp 1,3 triliun. "Setelah penetapan kupon, nilai obligasi yang disetujui untuk diterbitkan sebesar Rp 1,082 triliun," ujar Gunawan.

Ia menambahkan, surat utang ini terbagi dalam tiga seri. Pertama, Seri A dengan tenor 370 hari sebesar Rp 685 miliar berkupon 6,8%. Kedua, Seri B bertenor tiga tahun senilai Rp 240 miliar dengan kupon sebesar 7,9%.  Terakhir, Seri C senilai Rp 157 miliar dengan tenor lima tahun dan berbunga 8,15%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×