kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BCA menanti legalitas jaringan Link


Selasa, 17 Januari 2012 / 08:24 WIB
BCA menanti legalitas jaringan Link
ILUSTRASI. Rupiah berpotensi terus menguat


Reporter: Roy Franedya | Editor: Edy Can

JAKARTA. Kemarin, mesin ATM Bank Mandiri dan Bank Central Asia (BCA) resmi terkoneksi melalui jaringan PT Rintis Sejahtera (ATM Prima). Memorandum of undertanding (MoU) yang ditandatangani 3 bulan lalu menyebutkan, Mandiri akan terkoneksi dengan dengan ATM Prima, sedangkan BCA terhubung dengan Link setelah kejelasan status hukum Link (Harian Kontan, 10 Oktober 2011).

Dalam kerjasama ini nasabah BCA dan Mandiri sudah bisa transaksi penarikan tunai, transfer dan cek saldo di kedua ATM bank tersebut. Biaya transaksi transfer dan tarik tunai Rp 5.000 pertransaksi dan cek saldo Rp 3.000.

Direktur Utama Bank Mandiri, Zulkifli Zaini mengatakan, tergabungnya Mandiri dengan ATM Prima merupakan langkah awal interkoneksi, yang akan dilanjutkan masuknya BCA ke jaringan Link. "Prosesnya sedang berjalan," ujarnya Senin (16/1).

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaadmaja mengatakan, pihaknya belum tergabung ke Link karena Link belum memiliki legalitas sebagai perusahaan switching. Saat ini, Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) sedang mengurus izin badan hukum. Tapi, tergabungnya BCA ke Link tidak urgent lagi, karena BCA dan Mandiri terkoneksi lewat jaringan ATM Prima. Link hanya akan jadi alternatif swicthing jika jaringan ATM Prima bermasalah," ujarnya.

Ketua Umum Himbara, Gatot Murdiantoro Suwondo mengatakan, pembentukan badan hukum Link tinggal selangkah lagi. Saat ini proses pembentukan di Departemen Hukum dan HAM. Untuk mengelola Link, Himbara akan membentuk anak usaha sendiri. Jadi Himbara ada dua, bentuk paguyuban dan unit usaha yang akan mengelola Link. "Pak Darmin (Gubernur BI) sudah kasih tanda akan memberi izin," ujarnya.

Ogah bantu asing

Jahja menjelaskan, interkoneksi ini akan menciptakan efisiensi di kedua bank. Pasalnya, investasi ATM membutuhkan dana besar. Investasi terdiri dari pembelian mesin ATM, biaya pemeliharaan, sewa tempat, saluran telekomunikasi, tenaga teknisi dan pengisian ATM.

Interkoneksi ini paling tidak menekan biaya pegawai dan meningkatkan penetasi perbankan ke pelosok dengan biaya murah. "Bank tidak perlu tambah cabang, cukup mendirikan ATM," jelasnya.

Zulkifli menambahkan interkoneksi ini juga akan membawa keuntungan bagi 48 nasabah bank lain yang tergabung dengan ATM Prima. Mereka bisa menggunakan ATM Mandiri dalam bertransaksi. Saat ini kedua bank tersebut memiliki 17.400 ATM.

BCA dan Mandiri sepakat merangkul bank-bank kecil dan menengah karena mereka memiliki keterbatasan modal berinvestasi. "Tetapi kami menolak memberikan bantuan ke bank, khususnya bank asing yang memiliki banyak nasabah, tapi tidak mau mengeluarkan investasi besar untuk ATM," tegas Jahja.

Jahja dan Zulkifli belum bisa memastikan potensi peningkatan pendapatan dari interkoneksi ini. Saat ini BCA mengoperasikan 8,578 ATM dan akan menambah 2.500 unit ATM dan 1.000 unit CDM atau mesin setor tunai pada tahun ini. Rata-rata transaksi 3 juta – 4 juta transaksi per hari. Sedangkan Mandiri mengoperasikan 9.000 ATM.

Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono mengatakan, terkoneksinya kedua bank besar ini mendatangkan efisiensi berupa penurunan investasi karena beban dibagi dua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×