kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Baru Bekerja? Yuk Berinvestasi


Rabu, 19 September 2018 / 15:40 WIB
Baru Bekerja? Yuk Berinvestasi
ILUSTRASI. kontan seremonia online

Reporter: Sponsored | Editor: Tony Ardianto

Sejak kapan seseorang harus mulai berinvestasi? Jawabannya tentu akan bervariasi, tapi hampir semuanya setuju bahwa berinvestasi harus dimulai sedari dini. Termasuk seseorang yang baru mulai bekerja untuk pertama kalinya.

Seringkali orang yang baru bekerja tidak bisa menabung, apalagi berinvestasi. Masalah utama yang ditemukan adalah pengelolaan keuangan yang tidak baik. Padahal seberapa besar pun gaji yang diterima, tanpa pengelolaan keuangan yang memadai, gaji tidak akan pernah cukup. Biasanya setelah 5-10 tahun bekerja, barulah ia sadar bahwa dirinya belum memiliki aset apapun. 

Oleh karena itu, sangatlah disarankan memulai investasi sedari dini untuk mempersiapkan kebutuhan di masa depan. Apalagi inflasi cenderung naik setiap tahunnya, bahkan sering kali melebihi kenaikan gaji. Laju inflasi yang lebih tinggi dari kenaikan gaji membuat seseorang sulit memenuli kebutuhan pokok.

Dengan demikian, setiap orang perlu memastikan bahwa dirinya mampu memenuhi kebutuhan pokok dan kehidupan yang lebih baik di masa depan. Berinvestasi merupakan salah satu cara terbaik untuk mendapatkan hal tersebut.

Pertanyaannya kemudian, apakah orang yang baru pertama kali bekerja mampu memiliki dana yang cukup untuk berinvestasi? Jawabannya tentu saja mampu karena investasi tidak perlu menyisihkan uang banyak.

Misalnya saja Andi, yang memiliki gaji pertama Rp 4 juta pada usia 25 tahun, ingin memiliki uang pensiun sebesar Rp 1,5 miliar pada usia 55 tahun untuk masa pensiun selama 20 tahun. Apakah hal ini mungkin dan berapa banyak uang yang harus ditabung? Andi dapat berinvestasi Rp 313.000 per bulan dengan asumsi satu tahun mendapatkan imbal hasil sebesar 17%. Jika ingin lebih moderat, Andi harus menyiapkan Rp 1,2 juta per bulan untuk imbal hasil sekitar 10% per tahun.

Secara garis besar, seseorang dianjurkan untuk menyisihkan dana 10%-20% dari pendapatannya untuk investasi. Semakin dini berinvestasi, akan semakin besar keuntungan yang didapat karena semakin lama persiapan semakin baik.

Lalu di manakah harus berinvestasi? Bagi orang yang baru bekerja dengan gaji yang belum besar, reksadana merupakan investasi yang paling terjangkau. Karena, seseorang bisa mulai berinvestasi reksadana dengan nilai awal mulai dari Rp 100 ribuan saja.

Reksa dana sendiri memiliki beberapa tipe, yaitu reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Keempat reksa dana ini memiliki karakter serta keunggulannya masing-masing yang harus disesuaikan dengan kebutuhan dan profil risiko diri sendiri.

Contohnya reksa dana pasar uang cocok bagi orang yang berprofil risiko rendah dan belum ingin berinvestasi jangka panjang. Reksa dana pendapatan tetap cocok bagi orang yang menginginkan risiko investasi yang rendah dan jangka waktu investasi lebih lama dari reksa dana pasar uang. Reksa dana campuran dan saham cocok bagi orang yang berani mengambil risiko tinggi untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi serta jangka waktu investasi yang panjang.

Bagi yang mulai tertarik berinvestasi, tak perlu takut berinvestasi saat ini, meskipun terjadi pelemahan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan penurunan indeks harga saham gabungan. Karena pada keadaan ini, harga aset menjadi lebih murah sehingga merupakan kesempatan baik untuk membeli. Sesuai dengan prinsip investasi, yaitu membeli di saat yang murah. 

Dengan strategi yang tepat, investor akan diuntungkan kemudian harinya. Oleh karena itu, seseorang harus pintar dalam memilih reksa dana serta perusahaan manajer investasi yang mengelola reksa dana tersebut. Pilihlah yang sudah jelas rekam jejaknya serta memiliki strategi yang kuat serta jelas. 

Samuel Aset Manajemen (SAM) merupakan pilihan yang tepat karena telah terbukti dapat mengelola reksa dana dengan baik selama lebih dari 20 tahun di Indonesia. SAM pun memiliki beragam produk yang dapat dipilih sesuai dengan keinginan.

Untuk reksa dana pasar uang, SAM memiliki Reksadana SAM Dana Kas dan SAM Dana Likuid Syariah. Untuk reksa dana pendapatan tetap, SAM memiliki SAM Dana Obligasi Prima dan SAM Sukuk Syariah Sejahtera. Sedangkan untuk reksadana campuran SAM memiliki SAM Dana Berkembang dan SAM Syariah Berimbang, serta untuk reksa dana saham adalah SAM Indonesian Equity Fund, SAM Sharia Equity Fund, dan SAM Beta Plus Equity fund

Kiat Memilih Produk Reksa Dana

Di tengah banyaknya pilihan reksa dana, bagaimana cara menentukan produk yang paling sesuai untuk diinvestasikan? Untuk menjawab tersebut ada dua langkah yang dapat dilakukan.

Pertama dengan mengecek profil risiko diri sendiri karena setiap orang memiliki karateristik yang berbeda-beda. Ada yang konservatif, moderat, atau agresif dalam mengambil risiko. Tingkat risiko sendiri akan berbanding lurus dengan imbal hasil yang didapatkan.

Kedua adalah menentukan tujuan berinvestasi supaya mengetahui gol yang ingin dituju. Dengan mengetahui tujuan investasi yang ingin dicapai, dapat diketahui berapa besar uang yang harus dipersiapkan dan kapan uang ini akan digunakan. Misalnya membutuhkan dana untuk membeli rumah dalam 5 tahun atau jalan-jalan ke Jepang dalam 2 tahun.

Selanjutnya pilihlah produk investasi yang cocok dengan profil dan tujuan keuangan. Contohnya untuk tujuan jangka pendek di bawah 3 tahun, bisa memilih reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap. Sedangkan untuk tujuan jangka menengah (5-10 tahun) atau panjang (di atas 10 tahun) bisa menggunakan reksa dana campuran atau saham.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

×