kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bank asing dan BUMN berebut nasabah wealth management


Rabu, 07 November 2018 / 07:19 WIB
Bank asing dan BUMN berebut nasabah wealth management
ILUSTRASI. HSBC Wealth Management


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Duit warga tajir di Tanah Air menjadi rebutan perbankan. Divisi wealth management yang akan mengelola dana tersebut, bukan hanya untuk memberikan keuntungan investasi bagi nasabah, tapi juga membawa keuntungan fee bagi bank yang mengelolanya. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan selama ini beberapa bank asing unggul dalam pendapatan non-bunga atau fee based wealth management.

"Selama ini yang berorientasi fee-based kebanyakan adalah bank asing. Namun memang ada beberapa bank BUMN yang cukup bagus di bisnis ini,” kata Slamet Edi Purnomo Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV OJK kepada kontan.co.id, Selasa (6/11).

Dari hasil wawancara KONTAN pada empat bank BUMN, dana kelolaan atau asset under management (AUM) bisnis wealth management bank BUMN mencapai Rp 442,3 triliun. Ini adalah rekapitulasi kontan.co.id dari wawancara terhadap empat bank BUMN yaitu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

Dari empat bank BUMN, Bank Mandiri merupakan bank dengan dana kelolaan terbesar yaitu mencapai Rp 198,5 triliun sampai Oktober 2018. Kemudian disusul BNI dengan dana kelolaan Rp 122 triliun sampai Oktober 2018. BRI dan BTN menyusul di tempat ketiga dan keempat masing-masing Rp 91,3 triliun dan Rp 30,5 triliun sampai September 2018.

Elina Wirjakusuma SVP Wealth Management Group Bank Mandiri mencatat dana kelolaan sampai Oktober 2018 sebesar Rp 198,5 triliun. “Dana kelolaan ini terdiri dari produk investasi dan dana pihak ketiga,” kata Elina kepada kontan.co.id, Selasa (6/11).

Sementara, Neny Asriani General Manager Divisi Wealth Management BNI mencatat jumlah dana kelolaan sampai Oktober 2018 Rp 122 triliun. Secara umum nilai investasi nasabah masih cukup terlindungi. 

“Kami sudah mengantisipasi potensi dampak dari volatilitas pasar saat ini dengan mengarahkan nasabah kami ke produk dengan durasi singkat di bawah 3 tahun,” kata Neny kepada kontan.co.id, Selasa (6/11).

Tidak ketinggalan, Bambang Tribroto Sekretaris Perusahaan BRI mencatat dana kelolaan wealth management sampai September 2018 Rp 91.3 triliun. “Dengan total nasabah diatas 57.000,” kata Bambang kepada kontan.co.id, Selasa (6/11). Hingga akhir tahun 2018, BRI optimistis AUM dapat terjaga tumbuh sekitar 20% secara tahunan atau year on year (yoy).

Sedangkan, Budi Satria Direktur Konsumer BTN mencatat dana kelolaan wealth management sebesar Rp 30,5 triliun sampai September 2018. “Pertumbuhan jumlah nasabah, naik dari 2017 sebesar 19% di tahun 2018,” kata Budi kepada kontan.co.id, Selasa (6/11).

Bisnis prioritas juga memberikan kontribusi Bagi bank BTN dalam hal pertumbuhan total dana ritel Bank BTN. Selain itu dari sisi fee based income, bisnis wealth management memberikan fee based nett hasil dari penjualan-penjualan produk non-banking seperti reksadana, surat berharga dan bancassurance.

Tak hanya bank asing dan BUMN yang berebut dana wealth management. Bank swasta nasional juga tertarik mengelola dana ini. 

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) bilang, saat ini nasabah wealth management banyak yang menempatkan dana di reksadana, surat utang pemeintah dan bancaasurance.

Sebelumnya BCA menargetkan total dana kelolaan wealth management sampai akhir 2018 bisa mencapai Rp 27,5 triliun. Saat ini realisasi dana kelolaan wealth management BCA sebesar Rp 26 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×