kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Azas cabotage menjadi bekal Wintermar di pasar domestik


Selasa, 06 Februari 2018 / 13:04 WIB
Azas cabotage menjadi bekal Wintermar di pasar domestik
ILUSTRASI. Kapal Perusahaan Pelayaran PT Wintermar Offshore Marine


Reporter: Anastasia Lilin Y | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Teropong bisnis manajemen PT Wintermar Offshore Marine Tbk tahun ini lebih banyak mengarah ke pasar dalam negeri. Tren harga minyak mentah dan pemberlakukan azas cabotage menjadi pegangannya.

Tiga tahun yang lalu, pilihan Wintermar tidak begitu. Maklum, industri minyak dan gas (migas) hulu dunia bahkan tidak bergerak. Dalam kondisi seperti itu, di dalam negeri mereka juga masih harus bersaing dengan perusahaan kapal asing.

Kini Wintermar memproyeksi, harga minyak dunia bisa sangat dinamis di atas US$ 60 per barel. Kondisi tersebut bisa mendorong pergerakan bisnis perusahaan migas, yang menjadi klien bisnis mereka.

Sementara penerapan azas cabotage menjadikan Wintermar memiliki peluang lebih besar untuk mengail bisnis di pasar domestik. "Peluang lebih besar di sini karena ada cabotage advantage, sedangkan kalau di luar negeri ada kompetisi dengan perusahaan dunia," kata Pek Swan Layanto, Investor Relations PT Wintermar Offshore Marine Tbk saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (5/2).

Hingga akhir 2017, Wintermas menggenggam kontrak senilai US$ 100 juta. Mereka tidak membeberkan target kontrak maupun target kinerja tahun 2018.

Manajemen Wintermar hanya menggambarkan, pertumbuhan bisnis tahun ini sejalan dengan tingkat utilitas kapal. Tahun lalu, utilitas kapal Wintermar sempat melorot di bawah level 50%. Lalu sejak akhir tahun lalu utilitas kapal berada pada level 70%. Level itulah yang akan mereka pertahankan hingga akhir 2018.

Selain mempertahankan utilitas kapal, Wintermar akan menjual empat hingga lima kapal kecil atau low tier. Penjualan kapal low tier adalah strategi mereka melepas aset kapal berusia tua. Pasalnya, manfaat kapal low tier kalah dibandingkan dengan kapal mid tier dan high tier.

Wintermar bahkan sudah melakukan penjualan kapal low tier sejak tahun 2010 atau pasca menggelar intial public offering (IPO). "Kami ke depan hanya akan fokus ke kapal mid tier dan high tier yang lebih canggih dan mampu menangani berbagai pekerjaan," terang Pek Swan.

Sebagai perbandingan, tahun tahun 2010 Wintermar memiliki 59 kapal yang terdiri dari 40 low tier, 17 mid tier dan dua high tier. Akhir tahun lalu, perusahaan berkode saham WINS di Bursa Efek Indonesia itu punya 69 kapal. Perinciannya, 18 low tier, 39 mid tier dan 12 high tier.

Sembari mengejar kinerja, pertengahan bulan ini Wintermar berencana menerbitkan 200 juta saham baru, tanpa hak memesan efek terlebih dahulu dengan harga Rp 350 per lembar saham. Target perolehan dananya sebesar Rp 70 miliar. Mereka akan menggunakan dana untuk modal kerja dan mengurangi utang.

Penerbitan saham tersebut merupakan bagian dari rencana penerbitan 400 juta saham baru yang telah disetujui oleh pemegang saham saat rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) Mei 2017 lalu. Saham-saham itu akan dikeluarkan kepada pemegang saham mayoritas yakni PT Wintermarjaya Lestari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×