kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

APLN: Sewa kios di Trade Mall lebih untung daripada sewa ruang di Mall


Jumat, 08 Juni 2018 / 13:07 WIB
APLN: Sewa kios di Trade Mall lebih untung daripada sewa ruang di Mall
ILUSTRASI. Thamrin City


Reporter: Azis Husaini | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Meski bisnis jual beli dengan sistem online kian tumbuh, tetapi hingga kini omzetnya masih tetap jauh di bawah sistem offline. Saat ini omzetnya masih dibawah 2% dari omzet jual-beli konvensional lewat toko, kios, pasar, supermarket, minimarket, mall, lelang, dan lain-lain.

"Untuk produk jasa, seperti traveling, pemesanan hotel, dan transportasi, bisnis online memang terus tumbuh. Tetapi untuk jual beli ritel, orang Indonesia masih suka belanja langsung ke toko atau swalayan," ujar Vice President Marketing Trade Mall Agung Podomoro, Ho Mely Surjani, dalam rilisnya, Jumat (8/6).

Menurut Mely, ada 5 perilaku pembelanja Indonesia yang sulit digantikan jual-beli online. Yakni, melihat, mencoba, merasakan, makan-minum, dan menawar (5M). Sebelum memutuskan membeli barang, biasanya orang Indonesia ingin melihat sendiri dan memilih barang yang akan dibeli, mencoba-nya, menyentuh dan merasakan kualitas-nya, menawar harga barang, dan suka diselingi dengan makan minum dulu diantara waktu berbelanja.

Lima karakter itulah, kata dia, yang membuat kebiasaan belanja offline orang Indonesia akan sulit digantikan sistem belanja online, hingga sampai puluhan tahun ke depan. "Online mereka fungsikan untuk memantau promosi dan tawaran diskon saja. Tapi, ketika hendak memutuskan membeli, mereka pergi ke toko," tambahnya.

Contohnya di Plaza Kenari Mas, Kramat, Jakarta Timur milik Agung Podomoro, sebuah trade mall yang terkenal sebagai pusat penjualan barang-barang perlengkapan rumah tangga, toiletries, elektronika, dan segala jenis produk perlampuan itu, tetap ramai dikunjungi pembelanja hingga 20.000 orang setiap hari. 

"Untuk membeli misalnya lampu hias, lampu taman, atau perlengkapan rumah tangga seperti segala kebutuhan toiletnya misalnya, orang tidak bisa berbelanja via online. Mereka harus tetap datang ke Plaza Kenari untuk menyentuh, melihat sendiri, dan memilih diantara beragam produk, mana yang ia sukai," cerita Albert, pemilik kios Wong Cilik yang menjual segala jenis lampu di Plaza Kenari Mas. 

Untuk mendukung bisnisnya, Albert juga melengkapi tokonya untuk di jalur online, untuk promosi. 

Jika sudah memilih toko atau kios sebagai lokasi berbisnis secara offline, akan semakin mudah untuk melebarkan sayap promosi bisnisnya di jalur online.  "Tetapi kalau belum memiliki kios, namun hanya mempromosikan bisnisnya di jalur online, akan sangat merepotkan guna menyimpan stok barang, dan alamat bagi konsumen untuk mendatangi toko guna berbelanja dan melihat barang," ujar dia.

Untuk itu Mely menyarankan kepada pebisnis di Jakarta untuk segera memiliki kios sebagai tools pertama berbisnis, baik untuk tempat bisnis offline yang masih menjadi pilihan paling populer para konsumen di Indonesia, maupun untuk berpromosi bisnis secara online.

Pilihannya sekarang, manakah pilihan yang paling menguntungkan untuk memiliki kios di Jakarta? Apakah membeli kios di pasar tradisional, sewa-beli di trade mall, atau dengan sewa ruang di mall? Dari riset perbandingan yang dilakukan oleh Tim Trade mall Agung Podomoro, sistem Sewa=Beli di trade mall lebih menguntungkan bagi pebisnis di Jakarta dibanding dua pilihan lain. 

Membeli kios di pasar tradisional di Jakarta, biasanya belum termasuk biaya perawatan kios yang mahal dan cenderung kualitas lingkungan usaha kurang begitu bagus untuk segi keamanan, kebersihan, dan kenyamanan. 

Sedang jika menyewa ruang usaha di mall-mall di Jakarta cenderung berharga mahal dan masih dibebani biaya perawatan bulanan. "Untuk saat ini, harga sewa kios di trade mall yang paling kompetitif dibandingkan harga sewa di mall yang sangat mahal, padahal dengan kualitas layanan keamanan, kebersihan, kenyamanan yang sama. Sewa kios di trade mall juga lebih menguntungkan, karena trade mall rajin melakukan promosi tenant, seperti di Plaza Kenari Mas,” ujar Mely.

Dia mengungkapkan, harga Sewa=Beli kios di trade mall di Jakarta saat ini Rp 52.000 – 173.000 per meter persegi perbulan, sedangkan di mall harga sewa berkisar Rp 566.000 per meter persegi per bulan. Adapun Luas kios di trade mall juga lebih luas daripada di mall. Dengan kualitas layanan, kenyamanan, keamanan, kebersihan, ruang parkir, dan AC ruang yang sama dinginnya antara di trade mall dan mall, biaya perawatan kios bulanan untuk rekening listrik, kebersihan, dan keamanan di trade mall juga lebih murah daripada mall. 

Sehingga lebih menguntungkan membeli atau menyewa kios di Trade Mall. Disamping itu, kata Mely, banyak trade mall di Jakarta yang dibangun satu kompleks dengan apartemen, perkantoran, dan hotel, sehingga tersedia pengunjung tetap yang stabil dari setiap hari. Dibanding mall yang lebih mandiri di pusat kota.

Salah satu keuntungan penting dari Sewa=Beli kios di trade mall, yakni harga sewa per bulan termasuk sudah dihitung dengan biaya cicilin kepemilikan, atau sistem Sewa=Beli. Berbeda dengan di mall yang hanya dalam status sewa. Dengan sistem Sewa=Beli, kios di trade mall dalam status kepemilikan setifikat Strata Title, seperti status kepemilikan apartemen.

Sehingga kios dapat digunakan sebagai agunan kredit di bank dan bisa diperjual belikan sebagai aset bisnis. "Saat ini, di beberapa trade mall di Jakarta, dengan uang muka Rp 10 – 15 juta, sudah bisa dimiliki kios dengan sistem Sewa=Beli, dan pedagang bisa langsung membuka kiosnya untuk jualan,” ujar Mely.

Saat ini, salah satu grup usaha trade mall terbesar di Indonesia dan paling getol memasarkan kios-kiosnya adalah Trade Mall Agung Podomoro (TM Agung Podomoro). Trade mall grup ini dengan mudah bisa kita kenali dari logo besar di setiap mall-nya yang bertuliskan TM Agung Podomoro.

Saat ini TM Agung Podomoro memiliki 9 trade mall di Jakarta dan Balikpapan, yakni Trade Mall Thamrin City yang populer dengan pusat batik dan busana muslim; TM Mangga Dua Square yang terkenal sebagai pusat perdagangan umum dan factory outlet; TM Blok M Square yang terkenal sebagai pusat perdagangan umum dan fashion; TM Plaza Kenari Mas yang terkenal sebagai pusat penjualan elektrikal, perlampuan, dan barang rumah tangga; TM Blok B Tanah Abang yang terkenal sebagai pusat grosir penjualan textil, fashion dan garmen; TM Harco Glodok dan Lindeteves Center Glodok yang terkenal sebagai pusat penjualan tools & teknik, dan perlengkapan proyek; TM Season City yang terkenal sebagai pusat perbelanjaan, fashion, gemstone, dan wedding center; dan TM Plaza Balikpapan yang terkenal sebagai pusat busana muslim keluarga.

“Di trade mall Agung Podomoro terbuka peluang bagi setiap pengusaha di segala bidang untuk membuka usaha kios melalui sistem Sewa=Beli. Kami sangat terbuka bagi para pengusaha di daerah-daerah dari seluruh Indonesia untuk membuka cabang usahanya di TM Agung Podomoro. Dengan menyewa kios di trade mall tentu akan jauh lebih murah biaya daripada sewa ruang di Mall di Jakarta, dengan kualitas keamanan dan kenyamanan yang sama,” jelas Mely.

Menurut Ho Mely Surjani, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus positif 5 persen per tahun, jumlah penduduk Indonesia hingga kini 261 juta orang, dan sektor konsumsi rumah tangga yang menguasai 55% dari bisnis perdagangan ritel di Indonesia, maka membuka usaha dan memiliki kios di trade mall akan sangat menguntungkan. “Prospek bisnis propertinya sendiri menawarkan gain tinggi, karena peminat kiosnya terus tumbuh dari tahun ke tahun,” ujarnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×