kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ancora Indonesia (OKAS) sIap ekspansi produksi booster


Jumat, 28 Juni 2019 / 20:04 WIB
Ancora Indonesia (OKAS) sIap ekspansi produksi booster


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Ancora Indonesia Resources Tbk (OKAS) berencana untuk ekspansi bisnis di tahun 2020. Rencananya pabrik perakitan bahan peledak booster.

Direktur Utama Ancora Indonesia Resources Rolaw P. Samosir menjelaskan lokasi pabrik berada di areal pabrik detonator yang sudah dimiliki perusahaan yang berada di Kalimantan Timur. Luas area di pabrik tersebut mencapai 30 hektare. "Luas yang dipakai tapi kecil. Ditargetkan mulai bisa konstruksi tahun 2020 dan selesai di akhir tahun 2020," kata Rolaw, Jumat (28/6).

Menurutnya ijin pembangunan sudah didapat dari Departemen Pertahanan. Saat ini proses pembangunan masih dalam tahap pemadatan tanah dan pengurukan tanah.

Selain itu Rolaw mengaku saat ini perusahaan sedang mencari partner bisnis untuk membentuk semacam perusahaan patungan atau joint venture (JV). Investor baru yang diincar berasal dari asing. Mulai dari India, Perancis dan lainnya.

"Nantinya perusahaan akan menyediakan lahan dan mereka akan bantu investasi. Sistemnya nanti bagi hasil saja 50%-50%," jelasnya.

Nilai investasi pembangunan pabrik dari US$ 2,5 juta sampai US$ 3 juta. Diharapkan pabrik ini nantinya bisa jadi subtisusi impor yang selama ini besar.

Dari data emiten berkode saham OKAS ini kebutuhan booster mencapai 4 juta pieces sampai 4,5 juta pieces. Sedangkan saat ini booster baru disuplai oleh PT Dahana sebanyak 1,4 juta pieces - 1,5 juta pieces.

"Kapasitas pabrik kami sekitar 2 juta pieces. Sehingga tidak mengambil pangsa pasar Dahana," katanya.

Sementara itu saat ini Indonesia banyak impor dari negara seperti India dan Filipina. Rolaw mengharapkan pemerintah dapat mendukung keberlangsungan pabrik tersebut. "Seperti halnya saat kami memproduksi produksi amonium nitrat untuk mengurangi impor dahulu," kata Rolaw.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×