kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Analis rekomendasikan buy LSIP dan AALI, ini alasannya


Senin, 18 Januari 2021 / 08:05 WIB
Analis rekomendasikan buy LSIP dan AALI, ini alasannya


Reporter: Kenia Intan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Crude Palm Oil (CPO) di pasar derivatif Malaysia (MDEX) sempat tertekan dalam pekan lalu. Mengutip data dari Bloomberg, harga CPO pada Kamis (14/1) tertekan 4,26% secara year to date (ytd).

Kontan.co.id mencatat,  tekanan ini menjadi yang terdalam sejak Mei 2020. Adapun pada Rabu (15/1) tekanannya membaik menjadi 3,35% ytd.

Analis RHB Sekuritas Christopher Andre Benas mengungkapkan, penurunan harga yang dialami merupakan koreksi yang wajar. Mengingat, harga sudah naik cukup tinggi sebelumnya.

Sementara dari sisi permintaan, ia mengungkapkan adanya peluncuran vaksin akan mengerek semakin banyak permintaan dari sektor makanan dan biodiesel.

"Terlalu cepat untuk mengatakan bawah demand akan berkurang. Harga untuk short term saya rasa masih cukup bagus karena produksi masih jelek. Jadi, saya belum lihat ada supply yang bisa bikin inventory jadi banyak," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (15/1).

Adapun prospek sahan-saham CPO dinilai masih menarik. Sentimen utamanya masih berasal dari harga CPO. Jika harganya meningkat, maka ada potensi untuk rebound. Oleh karena itu, investor disarankan untuk buy on weakness saham-saham CPO.

" Saya cukup yakin dengan adanya kebijakan stimulus dan liquidity yang berlimpah dan demand akan membaik," imbuhnya.

Di sisi lain, ia mengamati inflasi nantinya akan meningkat. Jika inflasi meningkat, maka harga komoditas, termasuk CPO, akan naik. Adapun harga minyak yang membaik juga mendorong kestabilan harga CPO.

Baca Juga: Uni Eropa gencar tolak sawit Indonesia, tapi sangat butuh nikelnya

" Saat ini top pick LSIP, Buy 1.680 yang lain belum saya upgrade," ujarnya.

Tidak jauh berbeda, Analis Mirae Asser Sekuritas Indonesia Andy Wibowo mengungkapkan bahwa penurunan harga yang dialami merupakan sentimen negatif yang sesaat.

Penurunan ini dipicu oleh hasil survei ekspor CPO Malaysia periode 1 - 15 Januari 2021 yang menurun 41,96% secara month on month (mom) menjadi 417.000 ton.

"Tekanan negatifnya menurut saya tidak lama. Karena sebentar lagi China menghadapi Tahun Baru Imlek. Di mana akan ada potensi meningkatnya permintaan CPO," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Jumat (17/1).

Andy dalam risetnya sempat menjelaskan, bahwa CPO masih atraktif dalam jangka pendek karena harganya masih punya potensi menguat. Ini tidak terlepas dari sisi pasokan CPO yang terpengaruh La Nina di awal 2021.




TERBARU

[X]
×