kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Alami oversupply, pabrik penyulingan minyak mentah di China akan membatasi produksi


Senin, 08 Juli 2019 / 17:27 WIB
Alami oversupply, pabrik penyulingan minyak mentah di China akan membatasi produksi


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Industri pengolahan bahan bakar China melakukan pembatasan secara besar-besaran pada hasil produksi pada kuartal ketiga setelah pasokan dari kilang baru yang sangat besar telah memicu oversupply yang sebelumnya sudah cukup besar. Hal ini berpotensi menekan permintaan minyak mentah dari importir komoditas terbesar di dunia tersebut.

Dilansir dari Reuters, pengilang swasta Hengli Petrochemical menggenjot produksinya 400.000 barel per hari (bpd) di timur laut China ke kapasitas penuh pada bulan Mei. Sementara Zhejiang Petrokimia memulai uji coba di sekitar waktu yang sama di kilang berukuran serupa di pantai timur.

Setelah gelombang pasokan segar yang disertai melambatnya permintaan lokal untuk bahan bakar seperti bensin dan diesel, sejumlah sumber menyebut pengelola kilang pun memotong pengolahan minyak mentah mereka.

Penurunan tersebut akan mengurangi selera China untuk impor minyak mentah, dan pada gilirannya akan menekan harga minyak internasional yang sebelumnya telah dilanda kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global.

Surplus produksi bahan bakar yang membengkak juga bisa mengirim ekspor bahan bakar China melonjak ke level tertinggi baru dan semakin menekan laba industri penyulingan di Asia.

"Untuk pasar yang sudah dipenuhi pasokan dan dengan kekhawatiran tentang resesi global, kabar dari perlambatan permintaan minyak dan pembicaraan tentang pemotongan produksi tampaknya akan memperkuat narasi bearish," kata Michal Meidan, seorang analis di Energy Aspects yang berbasis di London.

Para analis juga menyebut perusahaan penyulingan skala kecil yang dikenal sebagai ‘teapots’, terutama yang berlokasi di provinsi Shandong, menghadapi tekanan paling besar untuk melakukan pemangkasan produksi baru, telah memperpanjang pembatasan produksi yang banyak dilakukan pada bulan Mei dan Juni.

Teapots telah dipandang sebagai penentu bagi permintaan minyak di China sejak 2015 ketika mereka menjadi importir minyak mentah untuk pertama kali. Mereka sekarang memiliki porsi seperlima dari total impor minyak mentah negara tersebut.

Dongming Petrochemical Group, kilang swasta terbesar di provinsi tersebut juga akan menutup pabriknya yang berkapasitas 240.000 barel per minggu pada minggu ini selama dua bulan ke depan untuk melakukan pemeliharaan setelah mengalami penurunan margin yang buruk.

Hal tersebut terjadi setelah pabrik kehilangan 300-350 yuan atau setara US$ 44- US$ 51 untuk setiap ton minyak mentah yang mereka proses pada Juni.

Menurut perkiraan analis, tujuh pabrik di Shandong termasuk milik Dongming dengan total kapasitas pemrosesan minyak mentah sebesar 470.000 barel per hari akan offline pada Juli untuk perbaikan. Jumlah itu setara dengan pemotongan throughput sebesar 14 juta barel minyak mentah pada bulan Juli saja, atau hampir 4% dari tingkat pemrosesan yang dilakukan di China pada bulan Mei.




TERBARU

[X]
×