kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45927,64   6,18   0.67%
  • EMAS1.325.000 -1,34%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Akuisisi 20% saham divestasi INCO dinilai positif


Senin, 08 Juli 2019 / 18:55 WIB
Akuisisi 20% saham divestasi INCO dinilai positif


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Rencana PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) untuk menampung 20% saham divestasi PT Vale Indonesia (INCO) dinilai positif oleh analis dan pengamat pertambangan. Sebab, baik dari segi komoditas nikel maupun dari sisi korporasi, INCO dinilai memiliki prospek yang positif.

Ketua Indonesia Mining Institute (IMI) Irwandy Arif menerangkan, ada sejumlah kriteria yang menjadi pertimbangan perusahaan, baik yang akan melepaskan saham maupun yang akan menyerap saham divestasi.

Bagi yang akan melakukan divestasi, perusahaan tersebut pasti ingin sahamnya jatuh ke tangan entitas nasional yang memiliki pengalaman di bidang pertambangan, serta rencana ekspansi bisnis yang jelas.

Sedangkan bagi entitas nasional yang akan menyerap saham divestasi, kriteria yang menjadi penilaian adalah jumlah cadangan serta proyeksi positif atas kebutuhan dan serapan pasar dari produk tambang yang dimiliki.

Nah, menurut Irwandy, INCO memiliki cadangan nikel yang masih banyak, serta komoditas nikel tersebut memiliki nilai strategis bagi industri. Khususnya untuk pengembangan industri baterai yang akan sangat dibutuhkan pasar dalam beberapa tahun ke depan.

"Jadi berdasarkan analisis supply-demand baik nasional maupun global, Vale itu cukup menarik dan strategis untuk industri hilir seperti baterai ke depan," kata Irwandy kepada Kontan.co.id, Senin (8/7).

Senada dengan itu, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai INCO memiliki prospek positif dari sisi korporasi. Hal itu terlihat dari sejumlah rencana ekspansi bisnis yang dilakukan INCO guna memperbesar kapasitas produksi nikel mereka ke depan.

"Misalnya dari pengembangan dua smelter di Bahodopi dan Pomalaa. Secara global juga supply nikel masih ketat di tengah meningkatnya demand," kata Nafan.

Hanya saja, Nafan enggan untuk memberikan kalkulasi berapa nilai valuasi dari 20% saham INCO yang akan didivestasi. Nafan lebih memilih menunggu hasil valuasi yang tengah dilakukan oleh pemerintah, yang hasilnya ditargetkan rampung pada Agustus nanti. "Kalau valuasinya sebaiknya menunggu hingga Agustus oleh Kementerian ESDM lebih dulu" ungkapnya.

Yang jelas, Nafan menilai kepemilikan saham INCO akan menguntungkan bagi penyerapnya. "Dari sisi teknikal pasti menarik, prospeknya bisa menjadi pelengkap," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×