kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Agar kebijakannya lebih akurat, BI gandeng REI dalam pengumpulan data properti


Senin, 02 April 2018 / 14:47 WIB
Agar kebijakannya lebih akurat, BI gandeng REI dalam pengumpulan data properti
ILUSTRASI.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Sofyan Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) akan bekerjasama dengan Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) dalam rangka pengumpulan dan pertukaran data dan informasi khususnya mengenai properti, terutama di sektor perumahan.

Keduanya telah melakukan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) yang diteken oleh Kepala Departemen Statistik BI, Yati Kurniati dan Ketua Umum REI, Soelaeman Soewaminata dan disaksikan oleh Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara pada Senin (2/4).

Lewat kerjasama ini, BI akan mendapatkan data yang lebih banyak terkait perkembangan industri properti dan cakupannya lebih luas sehingga bisa membuat kebijakan yang tepat dan akurat sesuai dengan kebutuhan industri.

Mirza mengatakan, selama ini BI memang banyak melakukan survei terkait properti seperti permintaan dan suplai properti. Namun, survei tersebut lebih melihat data kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, Bali. Sementara kota-kota baru bermunculan dan BI belum memiliki data terkait wilayah tersebut.

"Banyak kota-kota baru muncul dan banyak juga pengembang di daerah itu. Oleh karena itu, kami juga perlu data-data di wilayah baru untuk mengambil keputusan makro yang tepat apakah itu terkait suku bunga atau LTV. Itu kenapa kerjasama dengan REI ini diperlukan agar BI bisa mendapatkan data lebih banyak," kata Mirza di Jakarta, Senin (2/4).

Dengan informasi yang lebih menyeluruh baik dari sisi pelaku industri properti, konsumen, maupun perbankan diharapkan kebijakan yang ditetapkan BI dapat memberikan manfaat yang optimal bagi kinerja properti yang lebih sehat dan kua dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian bagi lembaga keuangan penyalur pembiayaan.

Dengan kerjasama itu pula, BI akan lebih mudah dalam merumuskan kebijakan soal loan to value (LTV) Spasial. Mirza bilang, kebijakan LTV berdasarkan wilayah tersebut masih terus dimatangkan karena membutuhkan data yang lebih banyak dari kota-kota besar sampai ke daerah-daerah.

Menurut Mirza untuk menerapkan kebijakan LTV tersebut dibutuhkan data yang lebih banyak. Dirinya berharap, lewat kerjasama dengan REI tersebut maka kebijakan LTV Spasial tersebut bisa segera direalisasikan.

Sementara Soelaiman mengatakan, REI sangat mendukung rencana BI menerapkan kebijakan LTV spasial karena kondisi perekonomian masih-masing daerah di Indonesia memang berbeda-beda. "Ada wilayah yang pertumbuhan ekonomi tinggi dan ada yang rendah maka kalau LTV spasial bisa dijalankan atas dasar informasi yang kita berikan kepada BI maka akan membawa baik terhadapa pertumbuhan," kata Soelaiman.

REI saat ini memiliki hampir 4.500 anggota yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Sekitar 3.500 anggota bergerak di bidang hunian bersubsidi, sementara 1.000 lainnya bergerak di seluruh sektor properti. Oleh karena itu, Soelaiman yakin pihaknya bisa memberikan data yang lengkap kepada BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×