kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Adhi Karya dan KAI teken adendum proyek LRT


Selasa, 19 Desember 2017 / 19:16 WIB
Adhi Karya dan KAI teken adendum proyek LRT


Reporter: Klaudia Molasiarani | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk dan PT Kereta Api Indonesia (Persero) melakukan penandatanganan Adendum dan Pernyataan Kembali Perjanjian Proyek Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi.

Penandatanganan perjanjian yang dilakukan di Gedung Kementerian Perhubungan, Selasa (19/12) tersebut dilakukan oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Zulkifri dan Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia, Zulkifri menyebut nilai investasi untuk proyek LRT yang ditargetkan akan selesai pada Mei 2019 itu mencapai Rp 29,9 triliun.

Dalam perjanjian itu juga tertulis pembangunan prasarana penyelenggaraan LRT Jabodebek ini memiliki kontrak sebesar Rp 22,8 triliun dan sudah termasuk pajak.

Namun begitu, nilai tersebut belum termasuk dengan interest during construction atau beban bunga atas biaya konstruksi dan interest during payment atau beban bunga atas tagihan yang timbul.

Adapun, nilai kontrak ditujukan untuk pekerjaan pembangunan tahap 1 dengan lintas layanan, yaitu Lintas 1 Cawang - Cibubur, Lintas II Cawang - Dukuh Atas, dan Lintas III Cawang - Bekasi Timur.

Direktur Keuangan PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo mengatakan, setelah penandatanganan tersebut, financial closing akan dilakukan pada Jumat, 22 Desember 2017. "Sekarang dalam proses finalisasi bersama perbankan," ujar Didiek dalam kesempatan yang sama.

Sebagaimana diketahui, dari total investasi mencapai Rp 29,9 triliun, PT KAI bertugas sebagai penyelenggara prasarana dan sarana LRT yang menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 7,6 triliun, jaminan pemerintah, serta bantuan, dan subsidi dalam pengoperasian LRT.

Adapun pemerintah juga meminta Adhi Karya untuk berinvestasi di sebagian prasarana proyek LRT menggunakan dana PMN senilai Rp 1,4 triliun, sementara sisanya Rp 18,1 triliun didapat dari pinjaman perbankan melalui kredit sindikasi 5 bank.

Direktur Utama Adhi Karya, Budi Harto menambahkan, kredit sindikasi tersebut akan dibayarkan setiap 3 bulan sekali dan pembayaran dimulai pada pertengahan Januari.

"Pertengahan Januari senilai Rp 4,2 triliun. Nanti akan dibayar setiap 3 bulan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×