kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pemilu, ekonom Indef perkirakan pertumbuhan investasi tahun ini moderat


Kamis, 07 Februari 2019 / 18:26 WIB
Ada pemilu, ekonom Indef perkirakan pertumbuhan investasi tahun ini moderat


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Memasuki tahun politik 2019 ini, pertumbuhan investasi dalam negeri diproyeksikan akan moderat. Calon investor diperkirakan akan bersifat menunggu atau wait and see terkait kondisi politik dalam negeri pasca pemilihan umum berlangsung. Bila kondisi politik kondusif, dan pemenang sesuai harapan pasar, maka niscaya investasi akan menggeliat.

Karnea itu, Ekonom Senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef) M Nawir Messi memperkirakan, investasi di tahun ini akan tumbuh moderat. Ini disebabkan pengaruh tahun politik yang membuat investor masih dalam posisi wait and see untuk melihat apa yang terjadi setelah pemilu. Karena itu, dia berpendapat investasi di semester I tidak akan bergerak dengan baik.

"Setelah pemilu, investor akan melakukan keputusan apakah mau masuk atau tidak. Tetapi kita berharap di semester II kita akan melihat perubahan pada iklim investasi," terang Nawir, Kamis (7/1).

Untuk mendorong investasi, Nawir mengatakan pemerintah seharusnya melakukan berbagai perbaikan, mulai dari tenaga kerja, regulasi, birokrasi hingga koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Lebih lanjut, bekas komisioner KPPU menerangkan, pemerintah sebenarnya sudah mengeluarkan berbagai paket kebijakan untuk mendorong investasi. Sayangnya, kebijakan tersebut belum bisa dilaksanakan dengan baik hingga ke tingkat daerah.

Karena itu, ia menyarankan supaya investasi, khususnya dari asing bisa masuk ke Indonesia. Menurutnya pemerintah harus fokus meningkatkan pendidikan vokasi. Ini untuk merespon kebutuhan teknis yang dibutuhkan investor, yang tidak disediakan oleh perguruan tinggi.

"Memang sudah saatnya kita menggiatkan pendidikan vokasi. Masalahnya vokasi itu bukan barang murah. Pemerintah harus fokus ke situ," ujar Nawir.

Tak hanya itu, Nawir pun mengatakan mindset masyarakat yang berpikiran anak harus serjana haruslah diubah. Pasalnya, negara-negara yang membutuhkan proses industrialisasi sangat membutuhkan vokasi karena mereka benar-benar dilatih untuk bekerja di industri. "Tenaga kerja seperti itu yang sangat langka di republik ini," tambah Nawir.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi penanaman modal di tahun 2018 sebesar Rp 721,3 triliun atau tumbuh 4,1% dibandingkan 2017. Investasi ini merupakan kontribusi dari Penanaman Modal Asing Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 392,7 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 328,6 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×