kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada pembatasan impor, Lautan Luas (LTLS) bidik peluang pasar domestik


Minggu, 16 September 2018 / 19:49 WIB
Ada pembatasan impor, Lautan Luas (LTLS) bidik peluang pasar domestik
ILUSTRASI. PT Lautan Luas Tbk (LTLS)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai pelaku industri kimia hilir, PT Lautan Luas Tbk (LTLS) turut mengapresiasi rencana pembatasan barang impor oleh pemerintah. Harapan penyerapan produk LTLS di dalam negeri dapat meningkat.

Selain itu, di tengah penguatan dollar AS, LTLS juga tertarik mendorong ekspor. "Jadi dua-duanya baik lokal maupun ekspor bisa dimaksimalkan," ujar Ridwan Adipoetra, Head of Corporate Communication PT Lautan Luas Tbk (LTLS) kepada Kontan.co.id, Minggu (16/9).

Kata Ridwan, pihaknya melihat sudah saatnya pemerintah mendorong pemakaian produk lokal, baik di pasar ritel maupun industri. "Kami harap setelah perubahan ini dapat intensif local content, baik diproyek maupun tender-tender bisnis lainnya," sebutnya.

Peraturan Menteri Keuangan (PMK) yang mengatur pembatasan impor, kata Ridwan, ada beberapa poin yang digarisbawahi. Salah satunya pembatasan produk jadi untuk makanan dan minuman olahan. Seperti yang diketahui, LTLS mempunyai pasar di produk krimer dan ini dapat menjadi peluang bisnis di tingkat lokal.

"Produksi dalam negeri tentu menjadi pilihan dan ini peluang bagi kami," tutur Ridwan. Untuk produksi krimer diketahui LTLS memiliki kapasitas terpasang 61.600 ton per tahun, dengan target utilisasi sampai akhir tahun 2018 sebesar 70%.

Selain itu, LTLS juga mengandalkan produk kimia seperti sodium bicarbonate yang diharapkan dengan berlakunya pembatasan impor produknya dapat diserap banyak oleh pasar lokal. Adapun sampai akhir tahun 2018 ini, Ridwan mengatakan, pihaknya belum mengubah target bisnis, yakni  pendapatan bersih senilai Rp 7 triliun.

Menurutnya, dengan adanya rencana intergrasi industri kimia di dalam negeri, dapat memicu industri hilir untuk bertumbuh maju. Sampai semester-I 2018, pendapatan LTLS tercatat Rp 3,35 triliun, turun 2,9% dari tahun sebelumnya sebesar Rp 3,45 triliun.

Hingga paruh pertama tahun ini, komposisi pendapatan dari tiga bisnis LTLS mayoritas disumbang dari distribusi sebesar 47%, manufaktur 44% dan pendukung & jasa sebesar 10%.

Porsi penjualan domestik masih dominan 75% atau Rp 2,54 triliun dari total pendapatan, sedangkan ekspor tercatat senilai Rp 817 miliar di semester-I 2018. Sampai Juni 2018, LTLS tercatat meraih laba bersih sebesar Rp 64 miliar, menurun 24,71% jika dibandingkan periode sama tahun 2017 yang sebesar Rp 85 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×