kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ada FOMC meeting di pekan depan, bagaimana efeknya ke IHSG?


Minggu, 24 Januari 2021 / 17:57 WIB
Ada FOMC meeting di pekan depan, bagaimana efeknya ke IHSG?
ILUSTRASI. Rapat The Fed ini akan menjadi salah satu sentimen penggerak IHSG pekan depan.


Reporter: Ika Puspitasari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve bakal menggelar rapat perdana di era Presiden Joe Biden pada pekan ini. Rapat The Fed ini akan menjadi salah satu sentimen penggerak IHSG pekan depan.

Anugerah Zamzami Nasr, Analis Phillip Sekuritas Indonesia menilai, pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) kali ini kemungkinan tidak ada perubahan kebijakan The Fed dan masih dovish. Ia bilang, dalam waktu dekat Fed belum akan menaikkan suku bunga.

Namun, kata Zamzami, pasar akan menanti pandangan terbaru dari Ketua The Fed Jerome Powell tentang bagaimana the Fed melihat prospek ekonomi, terlebih setelah stimulus fiskal baru dan peluncuran vaksin Covid-19.

“Pandangan yang positif bisa dilihat pasar sebagai ekspektasi quantitative easing (QE) tapering di masa mendatang termasuk bond buying programnya,” katanya, Minggu (24/1).

Baca Juga: IHSG diproyeksi menguat terbatas pada perdagangan Senin (25/1), ini pemicunya

Lebih lanjut Zamzami menuturkan, dampak dari hasil rapat FOMC terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan terbatas.

Ia melihat, ada beberapa sentimen yang akan mempengaruhi pergerakan IHSG pada pekan depan. Misalnya saja terkait ekspektasi pasar terharap laporan keuangan emiten. Zamzami mengungkapkan laporan keuangan emiten pada tahun lalu masih akan tertekan.

Hanya saja, pelaku pasar cenderung lebih awal melakukan price in sehingga dampaknya akan terbatas. “Kecuali kalau hasilnya lebih baik dari ekspektasi, IHSG akan mendapat sentiment positif,” imbuh Zamzami.

Ia menambahkan, meningkatnya kasus dan kematian akibat Covid-19 di berbagai negara termasuk China dan Indonesia masih membayangi pergerakan IHSG pada pekan depan. Tak hanya itu, pengumuman adanya varian baru Covid-19 yang lebih menular di Inggris juga menjadi pemberat pergerakan IHSG.

Zamzami memproyeksikan,  IHSG akan menguat terbatas dengan support dan resisten masing-masing di level 6.195 dan 6.485 pada Senin (25/1). Ia menyarankan pelaku pasar untuk bisa melakukan buy on weakness saham-saham big caps dan blue chip seperti saham bank seperti BMRI, BBRI, BBCA, ASII, dan TLKM.

“Selain karena movers IHSG, foreign inflow ke saham-saham ini juga bagus. Pun fundementalnya, kebanyakan sektornya cyclical dan perform ketika pemulihan ekonomi,” imbuhnya.

Selanjutnya: Kapitalisasi pasar di bursa turun 1,09% selama sepekan, asing masih catat net buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×