kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Walau berbeda karakter, reksadana dan unitlink bisa jadi pilihan menarik


Selasa, 10 September 2019 / 21:23 WIB
Walau berbeda karakter, reksadana dan unitlink bisa jadi pilihan menarik
ILUSTRASI. POHON UANG


Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Walau saling bersaing dari sisi perolehan imbal hasil, sejatinya baik reksadana maupun unitlink dapat menjadi pilihan menarik. Hal ini dengan catatan masyarakat tahu karakteristik produk tersebut dan kebutuhannya masing-masing.

Sebagai informasi, beberapa unitlink mampu membukukan kinerja yang lebih unggul dari reksadana di tengah dinamika pasar keuangan. Ambil contoh unitlink berbasis saham.

Infovesta Equity Unit Linked Index yang menjadi acuan kinerja rata-rata unitlink saham tumbuh 4,39% (ytd) hingga Agustus lalu. Hasil ini lebih baik ketimbang kinerja rata-rata reksadana saham di Infovesta Equity Fund Index yang terkoreksi 3,85% (ytd).

Direktur PT Capital Life Indonesia Robin Winata yakin, kinerja unitlink saham masih akan terus tumbuh di sisa tahun ini. Maka dari itu, pihaknya akan memaksimalkan saham-saham yang sudah berkinerja positif dan mencoba masuk secara berkala ke saham-saham yang tergolong undervalued.

Baca Juga: Kinerja rata-rata reksadana saham kalah dibanding unitlink saham, ini penyebabnya

Lebih lanjut, berbekal kinerja yang positif, Robin menilai unitlink dapat menjadi aset yang menarik untuk dikoleksi. Selain mendapat potensi imbal hasil atas investasi yang dilakukan, pemilik unitlink juga mendapat perlindungan asuransi.

“Karena sifat unitlink yang untuk kebutuhan jangka panjang, biasanya pergerakan nilai investasinya cenderung stabil,” ujar dia, Selasa (10/9).

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto berpendapat, reksadana masih dapat dijadikan pilihan untuk memaksimalkan dana investasi. Khusus untuk reksadana saham, secara jangka panjang instrumen tersebut umumnya mampu mencetak return yang lebih tinggi ketimbang unitlink saham.

Di samping itu, beban biaya administrasi yang ditanggung oleh investor untuk reksadana juga relatif lebih rendah ketimbang unitlink. 

Kembali lagi, karena unitlink produk berbalut asuransi, pemiliknya dikenai biaya untuk investasi sekaligus asuransi di saat yang sama.

Baca Juga: Agustus, produk unitlink Avrist Assurance raih imbal hasil positif di semua lini

Sementara itu, Head of Research & Consulting Edbert Suryajaya mengungkapkan, bagi masyarakat yang punya dana idle atau mengendap dan tidak tahu kapan akan digunakan, maka dana tersebut lebih cocok dialokasikan di produk reksadana.

Walau memiliki fungsi investasi, unitlink tak lantas diperlakukan seperti instrumen investasi pada umumnya. Dalam praktiknya, seseorang tidak bisa hanya mengandalkan market timing atau berkaca dari kondisi pasar terkini untuk membeli produk unitlink.

Fungsi proteksi dari unitlink tetap harus dikedepankan oleh setiap pembelinya. “Dana yang dialokasikan untuk unitlink harus jelas tujuannya. Misalnya, dana pendidikan. Maka dana tersebut akan diproteksi agar bisa digunakan di masa depan, sedangkan investasinya merupakan bonus yang diperoleh,” paparnya, Selasa (10/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×