kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Wacana pajak penjualan mobil baru 0%, ini efek ke emiten dealer dan multifinance


Kamis, 17 September 2020 / 19:07 WIB
Wacana pajak penjualan mobil baru 0%, ini efek ke emiten dealer dan multifinance
ILUSTRASI. Penjualan mobil di pusat perbelanjaan The Park Sawangan, Depok, Senin (19/7/2020). Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, selama Juni 2020 penjualan mobil mulai mengalami peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya.?Penjualan mo


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian mencuatkan rencana untuk merelaksasi pajak penjualan kendaraan bermotor untuk tipe mobil baru kepada Kementerian Keuangan. Relaksasi ini berupa pengurangan pajak menjadi 0% yang bertujuan mendorong pertumbuhan sektor otomotif.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, aturan relaksasi pajak ini menjadi sentimen positif bagi emiten penyedia layanan dealer. Akan tetapi, Sukarno menilai stimulus ini tidak akan berdampak terlalu signifikan dalam mendorong permintaan mobil sepenuhnya.

“Masyarakat untuk saat ini lebih berfokus kepada kebutuhan pokok (kesehatan) karena aktivitas ekonomi yang belum pulih,” ujar Sukarno kepada Kontan.co.id, Kamis (17/9).

Baca Juga: Bintraco Dharma (CARS) menyambut positif usulan pajak 0% untuk mobil baru

Sukarno melanjutkan, dengan kondisi melemahnya daya beli masyarakat, emiten dealer berpotensi untuk menurunkan harga jual produknya guna menarik minat pasar.

Namun, jika nantinya ada pertumbuhan permintaan mobil anyar akibat dorongan relaksasi ini, emiten multifinance pun akan kecipratan untung seiring dengan naiknya kredit kendaraan. “Pastinya (emiten multifinance) akan inline dengan emiten dealer mobil,” sambung dia.

Tidak jauh berbeda, Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr juga mengatakan jika aturan  tersebut diterapkan saat ini, maka dampaknya dinilai tidak terlalu signifikan ke penjualan mobil. 

Namun memang, jikalau rencana tersebut jadi diterapkan, pemulihan penjualan mobil akan lebih cepat seiring harapan pulihnya kondisi perekonomian secara gradual ke depan.

“Karena sifatnya discretionary, penjualan otomotif biasanya sejalan dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB),” ujar Zamzami saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/9).

Zamzami menilai, saham PT Astra International Tbk (ASII) yang merupakan pemegang merek mobil ternama seperti Toyota hingga Daihatsu, masih menarik untuk dicemati oleh investor.

Baca Juga: Ada usulan pajak mobil baru dipangkas jadi 0%, ini tanggapan Astra International

Zamzami menilai, konstituen Indeks Kompas100 ini valuasinya masih terdiskon, serta diperdagangkan di -1 standard deviasi dari rata-rata  P/E lima tahunnya. Dia merekomendasikan saham ASII dengan target harga konsensus di level Rp 5.700.

Sementara Sukarno merekomendasikan sejumlah saham emiten multifinance yang saat ini masih menarik, seperti saham PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF), PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN), PT Mandala Multifinance Tbk  (MFIN), dan PT Trust Finance Indonesia Tbk (TRUS).

Investor bisa memanfaatkan momentum koreksi untuk masuk ke saham-saham ini setelah sebelumnya mengalami penguatan dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×