kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai turun dalam, saham properti technical rebound


Rabu, 17 Oktober 2018 / 22:35 WIB
Usai turun dalam, saham properti technical rebound
ILUSTRASI. properti


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham-saham properti naik cukup tinggi pada perdagangan Rabu (17/10). Selain disokong isu positif soal kebijakan pemerintah terkait properti, saham-saham sektor ini juga mengalami technical rebound usai turun dalam. 

"Ini lebih ke technical rebound, setelah tertekan cukup dalam, karena kenaikannya baru satu hari saja," kata William Surya Wijaya, Vice President Research Department PT Indosurya Bersinar Sekuritas, Rabu (17/10)

Saham properti belakangan ini memang banyak ditinggalkan investor lantaran terkena sentimen pelemahan daya beli. Seiring dengan perbaikan ekonomi, permintaan terhadap properti diramal meningkat. "Selain itu, tertekan daya beli rendah, emiten properti masih mendapatkan dana dari reccuring income. Saham-saham properti itu long lasting, jadi baiknya di hold. Tapi kalau yang menarik menurut saya saham PWON, SMRA dan ASRI, " kata William.

Namun, menurut Kiswoyo Adi Joe, Kepala Riset Narada Asset Management, saat ini sektor poperti belum menarik. "Siklus properti itu panjang, saat ini masih kelebihan penawaran. Dan perkiraannya tahun depan akan sedikit membaik dengan bertumbuhnya perekonomian, maka permintaan dan penawaran properti akan seimbang," kata Kiswoyo.

Di antara beberapa saham properti, Kiswoyo menilai saham BSDE dirasa masih cukup menarik untuk saat ini dan memiliki prospek cukup bagus. Pasalnya, BSDE memiliki lahan yang banyak. Sehingga ia merekomendasikan saham BSDE dengan target harga wajar dalam 12 bulan ke depan Rp 1.300.

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi mengatakan saham properti juga terdorong dari kebijakan OJK. "Karena suku bunga cenderung hawkish, OJK mengurangi aturan tentang pinjaman dengan rasio risiko aset tertimbang kisaran 20%-35%. Sehingga diekspektasikan mendorong pertumbuhan properti dengan mempermudah bank-bank mencairkan lebih banyak pinjamannya," kata Lanjar

Lanjar merekomendasikan untuk wait and see untuk saham-saham properti meski mengalami peningkatan harga. Alasan utamanya karena pengembang properti beberapa emiten lagi tersangkut kasus hukum, dan hal itu bisa menjadi sentimen negatif untuk pergerakan saham.

Sementara itu William Hartanto, Analis Panin Sekuritas menilai saham ASRI, BSDE, SMRA, CTRA bisa terdorong kebijakan revisi kepemilikan asing di properti. Pasalnya, produk emiten tersebut lebih diminati asing.

Ia justru menilai mayoritas saham properti masih prospektif, karena harga sudah bottom dan valuasi murah. Dia pun merekomendasikan buy saham ASRI, BSDE, SMRA, CTRA, dengan target harga masig-masing berdasarkan proyeksi kenaikan jangka menengah Rp 420 - Rp 500, Rp 1.500 - Rp 2.200, Rp 1.500 dan Rp 1.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×