kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Usai akuisisi, pendapatan Barito Pacific akan lebih seimbang


Senin, 02 Juli 2018 / 07:40 WIB
Usai akuisisi, pendapatan Barito Pacific akan lebih seimbang
ILUSTRASI. Star Energy Geothermal


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Managing Director & Head of Equity Capital Market Samuel Internasional Harry Su mengungkapkan, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) akuisisi Star Energy mampu memberikan stabilitas bagi penerimaan BRPT. Sebagai info, Star Energy merupakan produsen listrik panas bumi terbesar di Indonesia.

BRPT berhasil mengakuisisi 66,67% saham Star Energy Group Holding Pte Ltd (Star Energy) pada 7 Juni 2018. Dana akuisisinya pun berasal dari penawaran umum terbatas II (PUT II) atau right issue senilai Rp 7,4 triliun.

"Star Energy, karena sifatnya yang stabil, akan dapat memberi keseimbangan yang baik bagi pendapatan BRPT," kata Harry kepada Kontan, Minggu (1/7).

Selain itu, ia mengatakan bahwa Star Energy merupakan pe-supply tenaga tenaga listrik ke Perusahaan Listrik Negara (PLN). Sehingga, kinerja Star Energy harusnya tetap stabil.

Dengan begitu, Samuel Internasional memperkirakan kontribusi Star Energy terhadap BRPT sekitar US$ 400 juta EBITDA per tahun. Namun, potensi tersebut belum tentu memangkas price earning ratio (PER) Perseroan yang saat ini berada di 16,38 kali.

"Belum tentu turun, karena dengan adanya rights issue, jumlah saham akan bertambah," ungkapnya.

Adapun hingga akhir tahun, Samuel Internasional memperkirakan top price saham BRPT hingga akhir tahun mencapai Rp 2.000. Pada penutupan perdagangan Jumat (29/7), saham BRPT di tutup naik 2,59% ke level Rp 1.980.

Presiden Direktur Barito Pacifik Agus Salim Pangestu mengungkapkan, terdapat tiga target yang akan diincar Perseroan. Pertama, akuisisi untuk menambah sumber penghasilan BRPT.

Kedua, mampu menstabilisasikan aliran pendapatan bagi Perseroan dan ketiga, agar BRPT menjadi power operating company atau perusahaan operasional listrik. Apalagi, Star Energy merupakan produsen listrik panas bumi terbesar di Indonesia.

"Tapi gambarannya, dari segi EBITDA, Star Energy mewakili kira-kira 40% sampai 50% dari total BRPT," ungkapnya.

Meskipun begitu, ia enggan memberikan perhitungan lebih lanjut terkait kontribusi Star Energy terhadap BRPT. Namun secara net maupun konsolidasi, kontribusi EBITDA Star Energy dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) diungkapkan Agus hampir sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×