kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga saham anggota baru indeks MSCI small cap naik tinggi


Senin, 01 Juni 2020 / 16:07 WIB
Tiga saham anggota baru indeks MSCI small cap naik tinggi
ILUSTRASI. Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat dibukanya perdagangan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/5/2020). IHSG dibuka menguat 32,16 poin atau 0,71 persen ke posisi 4.578,11 pada pukul 09.25 WIB. ANTARA F


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MSCI Inc. menyeimbangkan kembali (rebalancing) MSCI Small Cap Indonesia Index dengan menambahkan sepuluh saham dan mendepak 14 saham. Indeks hasil rebalancing ini berlaku mulai Jumat, 29 Mei 2020.

Dari sepuluh saham yang menjadi anggota baru indeks tersebut, tiga saham mencatatkan kenaikan harga yang signifikan. Mereka adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Pacific Strategic Financial Tbk (APIC), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Baca Juga: GLOBAL MARKETS-Stocks rebound on relief at Trump's response to China over Hong Kong

Berdasarkan data RTI, hingga perdagangan Jumat (29/5), harga AALI tumbuh 35,16% menjadi Rp 7.400 per saham dalam sebulan terakhir. Kemudian, harga APIC naik 38% ke Rp 1.035 per saham dan JSMR meningkat 39,22% menjadi Rp 3.550 per saham.

Secara teknikal, Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, AALI memang sudah membentuk uptrend sejak awal April 2020. Hal tersebut diiringi dengan volume transaksi yang meningkat.

Saat ini, AALI baru menembus resistance-nya yang berada pada level 6.795-7.100. Alhasil, Hendriko memprediksi, harga saham AALI dapat naik lagi ke level 9.425-10.000.

Baca Juga: Stocks slip as markets await Trump's Hong Kong

Sementara itu, APIC mencatatkan lonjakan volume transaksi sejak akhir April 2020 yang diiringi dengan kenaikan harga. Sama halnya dengan AALI, Hendriko memperkirakan, harga APIC masih berpotensi untuk tumbuh kembali.

"Namun, karena kenaikannya sudah berlangsung cukup signifikan, saham ini rawan terhadap profit taking," ungkap Hendriko saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (1/6).




TERBARU

[X]
×