kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tiga faktor ini mengerek harga minyak 1,35% dalam sehari


Kamis, 20 Februari 2020 / 21:38 WIB
Tiga faktor ini mengerek harga minyak 1,35% dalam sehari
ILUSTRASI. Kamis (20/2) pukul 21.36 WIB, harga minyak WTI naik 1,35% berada di US$ 54,01 per barel.


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah terjun bebas dan sempat berada di level terendah US$ 49,57 per barel pada 10 Februari lalu, harga minyak dunia perlahan bangkit. Merujuk Bloomberg, pada Kamis (20/2) pukul 21.36 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret 2020 di New York Mercantile Exchange berada di US$ 54,01 per barel, melonjak 1,35% dari hari sebelumnya.

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan menilai, tren positif harga minyak dunia tidak terlepas dari mulai meredanya kekhawatiran pelaku pasar terhadap persebaran virus corona. Dengan demikian, kekhawatiran akan melambatnya perekonomian global juga mulai mereda.

“Ini lantas mulai meningkatkan permintaan minyak dunia, seiring asumsi roda ekonomi global akan segera berputar dan mengalami perbaikan. Jadi mulai meredanya persebaran virus corona jadi katalis positif terhadap harga minyak,” ujar Yudi kepada Kontan.co.id, Selasa (20/2).

Baca Juga: SKK Migas dorong pembelian gas Masela demi percepat proyek

Yudi juga menambahkan katalis positif lain berasal dari keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak. Hal ini dilakukan OPEC+ guna mengimbangi pasokan minyak, mengingat produksi Amerika Serikat (AS) dilaporkan dalam kondisi meningkat.

Selain dua faktor di atas, analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menyebut faktor lain yang membuat harga minyak naik adalah adanya konflik yang melibatkan AS-Rusia. Pada hari Selasa, Presiden Amerika Donald Trump memutuskan untuk mem-blacklist administrasi perdagangan asal Rusia, yakni Rosneft Trading Company,

“Rosneft disebut membantu Venezuela dalam menghindari embargo ekspor minyak. Dengan diterapkannya sanksi, ekspor Venezuela yang sudah menurun dalam beberapa tahun ini akan menjadi semakin parah,” terang Wahyu.

Baca Juga: Reli berlanjut, minyak Brent naik ke US$ 59,57 dan WTI menjadi US$ 53,78 per barel

Wahyu menambahkan, sanksi yang dikenakan AS ke Rosneft telah meningkatkan kekhawatiran suplai minyak akan berkurang. Sementara dengan mulai meredanya imbas virus corona yang akan membangkitkan kembali ekonomi global dan dampaknya demand terhadap minyak menjadi naik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×