kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terhadap rupiah, dollar Singapura lebih kuat dibandingkan dollar Australia


Senin, 24 September 2018 / 22:15 WIB
Terhadap rupiah, dollar Singapura lebih kuat dibandingkan dollar Australia
ILUSTRASI. Uang dollar Singapura


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Singapura saat ini lebih tinggi dari pada nilai tukar rupiah terhadap dollar Australia. Ekonom memperkirakan selama pergerakan rupiah terhadap dollar AS tertekan maka pergerakan rupiah terhadap dollar Singapura juga akan ikut tertekan.

Mengutip Bloomberg, sejak awal tahun pasangan mata uang SGD/IDR menguat 7,38% ke Rp 10.894 per Senin (24/9). Sementara diperiode yang sama pasangan mata uang AUD/IDR hanya menguat 4,65% ke Rp 10.811.

Ferry Latuhihin, Senior Chief Economist PPA Capital mengatakan, dollar Singapura sudah termasuk dalam kategori hard currency, berbeda dengan mata uang soft currency yang biasanya menempel pada mata uang negara emerging market di kawasan Asia.

"Selain itu, Singapura merupakan financial centre of the world untuk kawasan Asia seperti Hong Kong, sehingga kalau terjadi gejolak di pasar keuangan uang larinya ke negara financial centre, kali ini Singapura yang dapat rezekinya," kata Ferry, Senin (24/9).

Sementara, laju penguatan dollar Australia terhadap rupiah lebih lamban daripada dollar Singapura karena mata uang negara yang berbasis komoditas itu kurang diminati.

"Dollar Australia kalah likuid dengan dollar Singapura, lalu lintas devisa dari Indonesia ke Singapura lebih banyak dan lebih dekat dari pada Australia yang tidak ada hubungan apa-apa dengan Indonesia," kata Ferry. Tak heran bila banyak investor Indonesia yang menaruh uangnya di Singapura dan menjadikannya aset safe haven daripada Australia.

Selama pergerakan USD/SGD tidak terlalu tertekan maka rupiah masih akan melemah terhadap kedua dollar tersebut. Terlebih lagi kebijakan The Fed yang tidak hanya menaikkan suku bunganya dalam waktu pendek melainkan mengarah pada normalisasi suku bunga untuk jangka waktu panjang bisa membuat rupiah terus tertekan.

Ferry memproyeksikan, level ekuilibrium baru rupiah di tahun ini adalah Rp 15.000 per dollar AS. Sedangkan, proyeksi Ferry untuk pasangan SGD/IDR berada di Rp 11.000 di akhir tahun.

Untuk investasi, Ferry merekomendasikan hold pasangan SGD/IDR meski saat ini nilai tukar rupiah terhadap dollar AS maupun Singapura sudah tinggi dan masih berpotensi mengalami overshooting.

Ferry mengingatkan kondisi overshooting tidak akan bertahan lama dan akan kembali ke level ekuilibrium. Ferry juga tidak merekomendasikan jual karena tidak melihat tanda-tanda rupiah akan menguat akibat sentimen normalisasi suku bunga The Fed di tengah defisitnya neraca perdagangan Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×