kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan eksternal masih kuat, rupiah diprediksi melemah lagi besok


Senin, 25 Maret 2019 / 17:38 WIB
Tekanan eksternal masih kuat, rupiah diprediksi melemah lagi besok


Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar rupiah kembali lunglai terhadap dollar AS di awal pekan ini. Pelemahan rupiah lebih karena faktor eksternal. Besok, rupiah diperkirakan masih berlanjut melemah.

Mengutip Bloomberg di pasar spot, rupiah melemah 0,15% ke Rp 14.185 per dollar AS, Senin (25/3). Kompak, di kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah juga melemah 0,46% ke Rp 14.223 per dollar AS.

Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim melihat, pelemahan rupiah lebih karena faktor eksternal. Pertama, pernyataan The Federal Reserve yang tidak secara implisit menyebut perekonomian Amerika Serikat (AS) terancam resesi.

"Namun kalau dilihat, para ahli dan analis menakar dari ucapan Jeremy Powell, jika tahun ini The Fed tidak menaikkan suku bunga acuan di akhir tahun ada kemungkinan menggelontorkan stimulus atau menurunkan suku bunga," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (25/3).

Faktor kedua, persoalan Brexit. Ibrahim mengatakan, Parlemen Uni Eropa mengabulkan permintaan Inggris memundurkan jadwal pelaksanaan Brexit yang semestinya pada 29 Maret mendatang. Dia menilai, jika parlemen Inggris meloloskan proposal Brexit pekan ini, maka deadline Brexit diperpanjang menjadi 22 Mei.

Namun kalau parlemen masih saja menolak proposal Brexit yang diajukan Perdana Menteri Theresa May, maka Inggris hanya punya waktu sampai 12 April untuk membereskan perceraian dengan Uni Eropa.

"Kemungkinan Inggris berpisah dengan Uni Eropa tanpa kompensasi apa-apa alias no-deal Brexit masih sangat terbuka," imbuh Ibrahim.

Ibrahim menambahkan, penurunan harga minyak tidak banyak membantu rupiah. Koreksi harga minyak sebenarnya berkah bagi rupiah karena Indonesia merupakan net importir minyak.

"Saat harga minyak turun, maka ada harapan, bahwa tekanan yang dihadapi oleh transaksi berjalan (current account) akan membaik. Dengan devisa dari ekspor-impor barang dan jasa yang lebih tinggi, maka rupiah punya pijakan untuk lebih stabil bahkan menguat," imbuhnya.

Ibrahim memperkirakan rupiah masih akan melemah besok. Ia memprediksi rupiah bergerak di rentang Rp 14.156 sampai Rp 14.220 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×