kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tekanan dolar mereda seiring harapan stimulus pemerintah AS


Selasa, 10 Maret 2020 / 08:12 WIB
Tekanan dolar mereda seiring harapan stimulus pemerintah AS
ILUSTRASI. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mulai bangkit pada Selasa (10/3) pagi.


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) mulai bangkit pada Selasa (10/3) pagi terhadap yen, euro, dan franc Swis karena harapan stimulus ekonomi dan kenaikan lagi yield US Treasury. The greenback mulai menanjak setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Gedung Putih akan menggelar konferensi pers pada Selasa ini tentang stimulus ekonomi untuk merespons virus corona.

Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin juga mengatakan bahwa Gedung Putih akan menggelar pertemuan dengan sejumlah petinggi perbankan pada pekan ini. Dengan pertemuan ini, pemerintah AS bersiap untuk mengucurkan stimulus untuk memperhalus efek penyebaran virus corona.

Tapi, analis masih menilai terlalu dini untuk menentukan bahwa dolar AS akan mulai menanjak lagi. "Ekspektasi respons kebijakan terkoordinasi merupakan sesuatu yang berkembang dan ini pada akhirnya akan membantu," kata Rodrigo Catril, senior FX strategist National Australia Bank kepada Reuters. Tapi dia menilai bahwa dalam jangka pendek nilai tukar dolar AS masih disetir oleh ekspektasi pelonggaran bank sentral AS Federal Reserve.

Baca Juga: Berapa harga dolar AS hari ini, setelah kemarin menguat 0,53%?

Kurs dolar menguat 0,63% terhadap yen pada 102,34. Dolar menguat dari posisi terendah dalam tiga tahun terakhir. Sementara terhadap euro, mata uang Paman Sam menguat 0,24% ke US$ 1.1400 setelah kemarin mencapai level terendah dalam lebih dari setahun terakhir.

Terhadap franc Swiss, dolar menguat 0,35% ke 0,9283 setelah aksi jual tiga hari terakhir ke level terendah dalam hampir lima tahun terakhir. Data menunjukkan bahwa Swiss National Bank meningkatkan intervensi pasar untuk melemahkan mata uang.

Kurs dolar mulai menanjak setelah produk futures pasar saham AS dibuka menguat dan yield US Tresury naik dari rekor terendah yang tercatat kemarin. Harga minyak pun naik lebih dari 3% setelah merosot 25% kemarin. Meski harga minyak menguat, sejumlah analis memperingatkan bahwa aksi jual masih bisa terjadi karena pergerakan yang dramatis.

Baca Juga: Hari ini rupiah melemah ke Rp 14.393 per dolar, bagaimana besok?

Pasar keuangan yang sudah tertekan akibat penyebaran virus corona dan potensi dampak ekonominya, tambah turun akibat penurunan harga minyak. Investor melihat, The Fed yang sudah memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis point akan menambah pelonggaran moneter. The Fed juga sudah menyuntik likuiditas ke sistem perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×