kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banyak tantangan di tahun 2020, Itama Ranoraya (IRRA) buka peluang revisi target


Rabu, 22 Januari 2020 / 15:03 WIB
Banyak tantangan di tahun 2020, Itama Ranoraya (IRRA) buka peluang revisi target
ILUSTRASI. Pencatatan perdana Itama Ranoraya Tbk Resmi IPO, saham Itama Ranoraya (IRRA) melesat 49,73%.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai 1 Januari 2020, Pemerintah resmi menaikkan iuran Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan sebesar 100%. Kenaikan iuran tersebut berlaku bagi Peserta Bukan Penerima Upah (PBPU) dan peserta bukan pekerja. Penyesuaian tarif iuran bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kesinambungan program jaminan kesehatan. Kenaikan tarif BPJS Kesehatan ini menjadi salah satu tantangan bagi industri yang berhubungan dengan kesehatan di tahun ini.

Menanggapi hal ini, Direktur PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) Pratoto S Raharjo mengatakan kenaikan tarif iuran BPJS tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap kinerja IRRA. Sebab, emiten yang bergerak di bidang pengadaan alat kesehatan ini menyasar tender (pengadaan barang) dari pemerintah seperti puskesmas dan BKKBN serta Palang Merah Indonesia (PMI).

Baca Juga: Kinerja Jauh dari Harapan, IRRA Impor Alat Infus dari India

“Memang ada rumahsakit yang ambil darah dari PMI. Darahnya untuk pasien BPJS. Jadi istilahnya memang (BPJS) tidak berpengaruh langsung,” ujar pria yang akrab disapa Toto ini.

Namun, dengan kondisi ekonomi saat ini tidak menutup kemungkinan bagi IRRA untuk merevisi target pendapatan tahun ini.

“Namun (koreksi target ini) belum selesai perhitungannya,” ujar Pratoto.

Tahun ini, Toto melihat pasar alat kesehatan khususnya jarum suntik sekali pakai masih memiliki prospek cerah. Ditambah, alat suntik yang didistribusikan oleh IRRA merupakan alat suntik khusus untuk imunisasi bayi.

Hal ini menguntungkan IRRA sebab setiap tahunnya jumlah bayi yang lahir dan mengikuti program imunisasi selalu bertambah.

“Hampir semua imunisasi pasti memakai alat suntik dari kami,” pungkas Toto. 

Selain itu, salah satu sentimen yang menguatkan penjualan di tahun ini adalah penerapan regulasi jarum suntik dengan pengaman (safety needle).

Hal ini tentu menjadi berkah tersendiri bagi PT One Ject Indonesia (sister company IRRA) sebagai satu-satunya perusahaan di Indonesia yang memproduksi jarum suntik dengan pengaman. Selain itu, One Ject juga telah mengantongi sertifikat dari Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Baca Juga: Ini Strategi dan Target Itama Ranoraya (IRRA) Usai Resmi Melantai di BEI

Tahun ini, IRRA mengalokasikan belanja modal /capital expenditure (capex) sekitar Rp 28 miliar. Pratoto menyebutkan, capex ini akan digunakan untuk membuka jaringan pemasaran baru di antaranya di Bandung, Medan, Surabaya, dan Makassar.

Selain itu, capex juga akan digunakan untuk mengembangkan sistem jejaring teknologi informasi guna mendukung kinerja IRRA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×