kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Taget penjualan mobil nasional dikoreksi 10%, simak rekomendasi analis berikut


Senin, 14 Oktober 2019 / 19:06 WIB
Taget penjualan mobil nasional dikoreksi 10%, simak rekomendasi analis berikut
ILUSTRASI. PT Goodyear Indonesia, Tbk.


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gaikindo merevisi target penjualan mobil nasional dari sebelumnya 1,1 juta unit menjadi hanya 1 juta unit hingga akhir tahun. Tentunya revisi target ini berpotensi jadi sentimen negatif bagi emiten produsen ban. 

Sejumlah analis mencermati dua emiten ban yakni PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dan PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR).  

Analis Panin Sekuritas William Hartanto menjelaskan koreksi target yang dilakukan Gaikindo belum tentu berpengaruh pada prospek emiten ban. “Sebab itu kan cuma revisi, bukan berarti penjualan bisa langsung menurun dari GJTL dan GDYR,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Senin (14/10).

Kendati demikian, jika revisi tersebut benar terjadi, nantinya bisa menjadi sentimen negatif bagi saham kedua emiten ini.

Baca Juga: Gaikindo revisi target penjualan mobil nasional, emiten ban tetap percaya diri

Di antara beberapa emiten produsen ban, William lebih mencermati saham GJTL yang menurutnya lebih menarik dari segi likuiditas dan pergerakan harganya.

Terpantau saham GJTL pada perdagangan Senin ditutup naik tipis 0,81% ke Rp 625 per saham. Pada hari ini saham GJTL juga ditransaksikan sebanyak 135 kali dan volume transaksinya sebanyak 1,18 juta saham atau setara Rp 729,34 juta.

Kalau melihat laporan keuangan terakhir GJTL di semester I 2019, penjualannya tumbuh 6,8% year on year (yoy) dari sebelumnya Rp 7,17 triliun di semester I 2018 menjadi Rp 7,66. Adapun laba bersih periode berjalannya turut tumbuh dan bisa membalikkan rugi bersih yang dibukukan pada periode sebelumnya. Pada semester I 2018 GJTL membukukan rugi bersih Rp 93,88 miliar kemudian di semester I-2019 ini menjadi Rp 163,75 miliar.

Pendapatan GJTL mayoritas masih didominasi penjualan ban yakni sebesar Rp 14,78 triliun kemudian penjualan kain ban sebanyak Rp 1,40 triliun. Sisanya dari penjualan karet sintetik, benang nilon, dan produk lainnya.

Analis MNC Sekuritas Catherina Vincentia menambahkan tumbuhnya laba GJTL karena didorong keuntungan kurs. “Maka seiring dengan penurunan target penjualan mobil dan tren penjualan mobil periode Januari sampai Agustus 2019 yang menurun sebesar 13,4% yoy, produsen ban mengalami penurunan kinerja,” jelasnya.

Baca Juga: Multistrada Arah Sarana (MASA) terus berupaya tingkatkan kinerja

Catherina menjelaskan prospek saham emiten ban sedang turun, bisa dilihat dari harga saham GJTL yang menurun 3,85% secara year to date (ytd) diikuti emiten ban lainnya yaitu PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yang turun cukup signifikan sebesar 25,69% ytd.

Sementara itu, GDYR mencatatkan kenaikan harga saham sebesar 3,9% ytd namun saham GDYR tidak likuid karena menurut Catherina akibat minimnya transaksi. 
Meski demikian, saham GDYR sempat ada kenaikan pada bulan Januari dan Februari 2019 tapi hal ini karena adanya window dressing. Sehingga investor dapat wait and see.

William merekomendasikan buy untuk GJTL dengan target harga Rp 650-Rp 700 untuk jangka pendek hingga menengah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×