kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Surplus necara dagang akan jadi senjata rupiah melawan dolar AS, Selasa (16/6)


Senin, 15 Juni 2020 / 17:36 WIB
Surplus necara dagang akan jadi senjata rupiah melawan dolar AS, Selasa (16/6)
ILUSTRASI. Ditopang sentimen domestik, rupiah diyakini bakal kembali menguat atas dolar AS pada perdagangan Selasa (16/6).


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ditopang sentimen domestik, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diyakini bakal kembali menguat pada perdagangan Selasa (16/6).

Mengutip Bloomberg, pada perdagangan Senin (15/6), rupiah ditutup menguat 0,13% ke level Rp 14.115 per dolar AS dari penutupan sebelumnya. Sedangkan pada kurs tengah Bank Indonesia (BI) atau JISDOR, rupiah menguat 0,2% atau 29 poin menjadi Rp 14.228 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan, penguatan rupiah yang terjadi Senin (15/6) bakal berlanjut pada perdagangan besok, dengan kecenderungan menguat tipis.

"Sentimen penopang dari dalam negeri, khususnya data neraca perdagangan dan dibukanya kembali mal serta perkantoran," jelas Ibrahim kepada Kontan.co.id, Senin (15/6).

Baca Juga: Rupiah menguat 0,12% ke Rp 14.115 per dolar AS pada akhir perdagangan Senin (15/6)

Surplus neraca perdagangan Indonesia menjadi salah satu sentimen positif penguatan rupiah. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei 2020 surplus US$ 2,09 miliar.

Realisasi tersebut lebih baik dari defisit beraca dagang senilai US$ 350 juta pada April 2020 dan surplus sebanyak US$ 210 juta pada Mei 2019.

Secara total, sepanjang Januari-Mei 2020, neraca dagang Indonesia surplus US$ 4,31 miliar. Realisasi tersebut lebih baik dari defisit senilai US$ 2,14 miliar periode sama tahun lalu.

Alhasil, sentimen positif tersebut berhasil memberikan angin segar bagi rupiah, termasuk pada perdagangan besok.

Sentimen lain yang turut jadi pendorong keberlanjutan penguatan rupiah yakni dibukanya kembali pusat perbelanjaan dan perkantoran di Jakarta. Kondisi tersebut, sekaligus bakal mempermudah pemerintah dan Bank Indonesia (BI) melakukan konsolidasi menerapkan kebijakan strategi bauran ekonomi.

Ibrahim yakin, ini akan menambah kepercayaan pelaku pasar karena ada harapan roda ekonomi berputar lagi dan berpotensi mendorong arus modal asing kembali ke Indonesia.

"Perdagangan besok, ada harapan bagi rupiah untuk dibuka fluktuatif, namun ditutup menguat tipis pada rentang Rp 14.095 per dolar AS hingga Rp 14.150 per dolar AS," ujarnya.

Adapun sentimen yang berpotensi menekan rupiah datang dari eksternal. Ini terkait kekhawatiran pasar akan munculnya penyerabaran Covid-19 gelombang kedua di China, Eropa maupun Amerika Serikat (AS).

Ibrahim menilai, kekhawatiran yang meningkat akan adanya wabah gelombang kedua dapat menyebabkan kerusakan yang lebih besar pada ekonomi global.

Baca Juga: Nilai keseimbangan baru rupiah ada di level Rp 14.000 per dolar AS?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×