kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Suku bunga acuan BI turun, kupon ORI16 bakal lebih rendah


Kamis, 19 September 2019 / 17:11 WIB
Suku bunga acuan BI turun, kupon ORI16 bakal lebih rendah
ILUSTRASI. Bunga BI turun, tingkat kupon untuk instrumen Obligasi Negara Ritel Indonesia atau ORI16 juga akan turun.


Reporter: Dimas Andi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan suku bunga acuan atau BI-7 Day Repo Rate menjadi 5,25% pada Kamis (19/9). Besar kemungkinan tingkat kupon untuk instrumen Obligasi Negara Ritel Indonesia atau ORI16 juga akan mengalami penurunan.

Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini menilai, pemerintah mau tidak mau mesti menyesuaikan kondisi suku bunga acuan terkini. Sehingga hampir bisa dipastikan bahwa kupon ORI16 yang akan dirilis Oktober mendatang akan memiliki kupon yang lebih rendah ketimbang Surat Berharga Negara (SBN) ritel sebelumnya.

Baca Juga: BI kembali memangkas BI 7 day reverse repo rate sebesar 25 bps menjadi 5,25%

Ia pun memproyeksikan, kupon tetap ORI16 berada di level 7%. Angka ini lebih rendah dibandingkan Savings Bond Ritel seri SBR008 yang memiliki tingkat kupon minimal sebesar 7,20%.

Jika berkaca pada penjualan SBR008, penurunan tingkat kupon cukup mempengaruhi hasil penjualan instrumen tersebut di beberapa mitra distribusi.

Mikail memandang hal tersebut bukan masalah besar selama jumlah investor yang melakukan pemesanan tetap mengalami pertumbuhan.

Ia pun yakin, ORI16 berpeluang lebih laris ketika ditawarkan kepada investor nanti. Pasalnya, kupon ORI16 dipercaya masih akan lebih tinggi dibandingkan bunga deposito yang kemungkinan juga akan mengalami penurunan seiring terpangkasnya suku bunga acuan BI.

Baca Juga: BI Turunkan Suku Bunga Acuan dan Longgarkan LTV

Selain itu, tidak seperti SBN ritel lainnya, ORI16 juga dapat diperdagangkan di pasar sekunder. “Hal ini menambah daya tarik bagi para investor apalagi jika likuiditas di pasar sekunder nanti bagus,” ungkap Mikail, Kamis (19/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×