kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,64   -17,87   -1.91%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Spekulasi warnai kenaikan harga batubara hingga sentuh rekor US$ 95 per metrik ton


Senin, 22 Maret 2021 / 19:40 WIB
Spekulasi warnai kenaikan harga batubara hingga sentuh rekor US$ 95 per metrik ton
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat batubara di Terminal Tanjung Priok TO 1, Jakarta Utara, Senin (19/10/2020). Spekulasi warnai kenaikan harga batubara hingga sentuh rekor US$ 95 per metrik ton.


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tindakan spekulasi mengerek harga batubara hingga sentuh rekor tertinggi. Analis mengatakan pemicu spekulasi harga batubara datang dari suplai batubara yang menurun di China. 

Mengutip Bloomberg, Senin (22/3), harga batubara kontrak pengiriman April 2021 di ICE Newcastle naik 5,01% ke US$ 98,5 per metrik ton. Level harga tersebut jadi yang tertinggi sejak November 2018. 

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim, mengatakan, suplai batubara di China dimanfaatkan investor untuk melakukan aksi spekulasi. Sejak isu lingkungan hidup gencar dikampanyekan, China banyak menutup perusahaan batubara dengan kapitalisasi menengah. 

Ibrahim mengamati China saat ini lebih fokus melakukan impor daripada memproduksi batubara. "Perusahaan batubara di China banyak yang gulung tikar karena biaya produksi lebih tinggi, apalagi sejak pandemi, perusahaan batubara semakin susah mendapatkan pendanaan," kata Ibrahim. 

Baca Juga: Harga batubara menanjak, simak rekomendasi analis pada saham Adaro Energy (ADRO)

Sementara, China masih membutuhkan impor batubara yang tinggi. Pertumbuhan ekonomi China yang terus naik juga semakin membuat permintaan akan batubara cenderung naik. 

Selain itu, penghentian impor batubara asal Australia ke China juga membuat harga batubara naik. "Perang dagang Australia dengan China membuat harga batubara terus naik," kata Ibrahim, Senin (22/3). 

Alhasil, tidak seimbangnya permintaan dan suplai batubara menyebabkan spekulasi atas harga batubara dan harga jadi naik signifikan. 

Saat harga naik signifikan, Ibrahim memproyeksikan ke depan harga batubara rawan untuk berbalik menurun. Di satu sisi, fundamental batubara belum kuat. Ibrhaim mengatakan, kawasan Eropa dan AS berencana meninggalkan batubara dan menggunakan alternatif sumber energi yang lebih ramah lingkungan. 

Baca Juga: Harga batubara cetak rekor tertinggi sejak November 2018

Selain itu, emas hitam yang ditransaksikan dengan dollar AS ini juga mendapat sentimen negatif dari penguatan dolar AS. "Hati-hati sewaktu-waktu harga batubara akan menurun cukup signifikan," kata Ibrahim. 

Dalam sepekan ke depan Ibrahim memproyeksikan harga batubara di US$ 91 per metrik ton-US$ 95 per metrik ton. Sedangkan di akhir tahun harga batubara diproyeksikan menurun ke US$ 80 per metrik ton. 

Selanjutnya: Emiten alat berat optimistis kinerja penjualan akan membaik, ini sebabnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×