kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Solusi Bangun Indonesia (SMCB) fokuskan penggunaan capex untuk pemeliharaan alat


Jumat, 13 September 2019 / 19:24 WIB
Solusi Bangun Indonesia (SMCB) fokuskan penggunaan capex untuk pemeliharaan alat
ILUSTRASI. Pabrik Semen PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB)


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) meengalokasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 400 miliar tahun ini. Mengutip keterbukaan informasi dari laman Bursa Efek Indonesia, sumber pendanaan capex berasal dari kas internal perusahaan.

Belanja modal ini meningkat 100% dari tahun 2018 yang saat itu sebesar Rp 200 miliar. Pada saat itu, SMCB belum diakuisi oleh PT Semen Indonesia Tbk (SMGR, anggota indeks Kompas100) dan masih bernama PT Holcim Indonesia Tbk.

Lantas, untuk apa saja penggunaan capex SMCB sepanjang tahun ini? Direktur SCMB Agung Wiharto mengatakan saat ini penggunaan capex hanya sebatas untuk operasional peralatan di area produksi. "Capex hanya untuk pemeliharaan dan peningkatan kehandalan mesin. Jadi hanya reguler,' ungkap Agung kepada Kontan.co.id, Jumat (13/09).

Baca Juga: Semakin mendekati tenggat waktu, Apa kabar merek pengganti Holcim?

Meski demikian, Agung masih enggan menyebut angka spesifik terkait serapan capex saat ini. "Serapannya masih sedikit, karena pemakaiannya selektif," lanjutnya.

Agung membeberkan, tahun ini penggunaan belanja modal akan dilakukan sehemat dan seselektif mungkin. Penghematan ini dilakukan untuk meminimalisir penggunaan capex yang dananya berasal dari kas internal.

Penghematan serapan capex diharapkan berdampak pada kinerja SMCB yang saat ini sedang mengupayakan perbaikan kinerja. "Seperti yang diketahui semester lalu kami masih mengalami kerugian," lanjut Agung.

Untuk diketahui, pasca diakuisisi Semen Indonesia (SMGR), SMCB belum mampu menunjukkan kinerja yang prima. Per 30 Juni 2019, pendapatan SMCB tercatat Rp 4,51 triliun atau turun 1,95% secara year on year (yoy).

Baca Juga: Ibu kota pindah ke Kalimantan, begini kesiapan emiten semen

SMCB pun membukukan rugi bersih periode berjalan sebesar Rp 278,51 miliar. Namun, kerugian ini membaik atau turun 48,35% secara tahunan bila dibandingkan semester I 2018 yang mencapai Rp 539,27 miliar.

Meski demikian, SMCB mampu mempertahankan market share di semester pertama 2019 di angka 15,2%.

Pasca akuisisi, SMCB juga diwajibkan untuk mengganti merek Holcim. Hal ini sesuai dengan perjanjian jual beli dengan Lafarge Holcim yang mana SMCB masih bisa memakai merek Holcim sampai akhir Januari 2020.

Namun hingga saat ini, pihak SMCB masih enggan membocorkan brand pengganti Holcim.

Agung berharap kinerja SMCB dapat terdongkrak hingga akhir tahun 2019. "Kami berharap ada perbaikan kinerja hingga akhir tahun," kata Agung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×