kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,39   2,75   0.30%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Soal saham UMA, analis: volatilitas tinggi, risiko juga tinggi


Jumat, 11 Januari 2019 / 14:41 WIB
Soal saham UMA, analis: volatilitas tinggi, risiko juga tinggi


Reporter: Yoliawan H | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan saham yang masuk dalam kategori unusual market activity (UMA) sepanjang tahun 2018 tercatat ada 51 saham. 

Bahkan diantaranya terdapat 3 saham yang dilabeli saham UMA hingga lebih dari sekali yakni saham PT Arthavest Tbk (ARTA), PT Prima Cakrawala Abadi Tbk (PCAR) dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI).

Khusus untuk ARTA dan TCPI, kedua saham ini masih dalam kondisi suspensi karena peningkatan harga kumulatif yang signifikan. Saham TCPI sendiri sejak pertama kali diperdagangkan di harga Rp 138 per saham, harga sahamnya sudah melonjak hingga 65 kali lipat ke level Rp 8.925.

Sedangkan untuk ARTA harga sahamnya dalam enam bulan terakhir melonjak hingga 604,30% ke level Rp 1.310 per saham. PCAR harga saham melonjak 63,12% dalam kurun waktu 6 bulan terakhir.

Sekadar informasi, UMA adalah aktifitas perdagangan, pergerakan harga suatu efek yang tidak biasa pada suatu kurun waktu tertentu di BEI yang menurut penilaian regulator dapat berpotensi mengganggu terselenggaranya perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien. Namun pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran dibidang pasar modal.

Menanggapi kondisi ini, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, sebenarnya saham yang masuk dalam kategori UMA belum tentu bermasalah, pergerakan sahamnya memang liar dengan volatilitas yang tinggi.

Artinya investor masih bisa masuk dan keluar memanfaatkan volatilitas yang tinggi tersebut. “Namun yang jadi masalah ketika saham tersebut justru harus terkena suspen,” ujar Reza kepada Kontan.co.id, Jumat (11/1).

Tapi menurutnya saham UMA termasuk saham yang berisiko karena memang saham dengan volatilitas tinggi memiliki risiko yang tinggi pula. Lebih lanjut, hal ini harus diperhatikan oleh investor selain dari sisi fundamental dan teknikal.

“Biasanya kalau sudah masuk ke suspensi, begitu dibuka akan turun. Tapi kalau dari emitennya menyampaikan sentimen yang positif maka harga saham kemungkinan bisa kembali naik,” ujar Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet

[X]
×