kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,39   -28,34   -2.94%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Simak tips memilih saham emiten baru yang harganya melonjak


Sabtu, 13 Oktober 2018 / 00:11 WIB
Simak tips memilih saham emiten baru yang harganya melonjak
ILUSTRASI. Bursa Efek Indonesia


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak diragukan lagi jika saham-saham initial public offering (IPO) menunjukkan kinerja gemilang dengan kenaikan yang cukup tinggi. Hal itu ditunjukkan oleh beberapa saham yang baru saja IPO di bulan ini, seperti PT Super Energy Tbk (SURE), PT Jaya Bersama Indo Tbk (DUCK), PT Garuda Food Putra Putri Jaya Tbk (GOOD), PT Cottonindo Ariesta (KPAS), PT Propertindo Mulia Investama Tbk (MPRO), PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) dan PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN).

Salah satu investor kawakan, Irwan Ariston Napitupulu mengatakan, untuk investasi saham yang baru listing di bursa, baiknya beli saham yang punya prospek bagus. Beli saham IPO menurut kita murah, tapi biasanya penjatahannya tidak bagus, sangat sedikit dapatnya.

Lebih baik menunggu di pasar sekunder, minimal valuasinya terdiskon 30%. "Bila ternyata harganya naik, dan tidak memenuhi kriteria investasi kita, abaikan saja saham tersebut. Ada banyak saham yang bagus atau saham small cap yang lebih bagus," kata Irwan, Jumat (12/10).

Mino, analis Indo Premier Sekuritas mengatakan bahwa penjamin efek lebih berperan dominan dalam setiap kenaikan saham yang baru IPO. "Meskipun ada juga yang memang karena faktor emitennya dianggap prospektif oleh investor. Lebih sering karena dikondisikan alias digoreng," kata Mino

Menurutnya, secara umum saham IPO lebih bagus untuk para trader. Keuntungannya bisa didapat puluhan persen, bahkan bisa ratusan persen dalam waktu singkat. Kerugiannya jika harganya malah turun, kerugiannya juga bisa besar dalam waktu singkat.

Strategi yang paling utama jika ingin bermain di saham IPO, dengan masuk melalui penjamin emisinya atau dalam kata lain ikut proses book-building. Karena kalau masuk pas sudah tercatat relatif sulit untuk saham-saham yang langsung mengalami auto rejection. "Kalau bisa cari yang memang sahamnya mempunyai prospek bisnis yang baik kedepannya. Jika megharapkan kenaikan yang drastis, kriteria utamanya adalah saham yang dilepas tidak terlalu banyak," papar Mino.

William Hartanto, Analis Panin sekuritas juga menyatakan pergerakan saham IPO lebih disebabkan gerakan penjamin efek. Penyebab lain adalah karena digoreng. Bermain saham IPO dinilai memiliki tingkat risiko yang sangat tinggi. "Pada umumnya banyak yang terjebak membeli di harga setinggi mungkin karena tergiur dengan kenaikan instannya," kata William.

IPO lebih ditransaksikan untuk trading saja. Investasi saham-saham IPO dilakukan setelah pergerakan harganya normal kembali, berkisar tiga bulan setelah resmi diperdagangkan di bursa. Jika tiga bulan dirasakan lama, bisa beli saat book-building atau maksimal mengejar hanya pada hari ketiga IPO.

"Saham IPO secara teknikal tentu tidak bisa dibaca. Jadi bisa dengan memperhatikan penjamin efeknya, apakah history saham-saham listing melalui mereka hasilnya bagus. Jika ya, maka layak untuk diiukuti," kata William.

Analis Artha Sekuritas Dennies Christoper Jordan mengatakan bahwa saham IPO ketika beberapa hari saat awal listing di bursa, memang menjadi rebutan. "Karena banyak peminat dan volume penjualan sedikit, makanya harga naik hingga auto reject," kata Dennies.

Itulah penyebab saham-saham IPO valuasinya jadi cenderung mahal. Hal itu terkadang membuat valuasi tidak menggambarkan fundamental perusahaan yang sesungguhnya. "Pasti yang masuk ke saham-saham ini trader. Secara fluktuasi pergerakannya bisa dimanfaatkan trader harian, investor cenderung tidak mau ambil jika valuasinya mahal. Very high return very risk," kata Dennies.

Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas mengungkapkan bahwa sulit untuk menganalisa saham IPO karena terbatasnya pergerakan harga saham. Sehingga investor biasanya mencermati melalui kinerja fundamental emiten dan bagaimana prospek bisnis ke depannya. "Kenaikan saham IPO lebih dipengaruhi oleh faktor demand. Saham IPO bukan hanya trading, tapi lebih bagus jika para investor melihat untuk jangka panjang," kata Nafan.

Di antara saham-saham IPO, Mino lebih tertarik pada saham GOOD dan DUCK yang menurutnya keduanya bergerak di sektor barang konsumsi. "Biasanya lebih tahan terhadap gejolak ekonomi dan juga bisnisnya cukup bagus ke depan. Tapi untuk target harga, dari segi teknikal pun chart-nya belum mencukupi untuk dianalisa," tutup Mino.

William bilang saham GOOD dan DUCK cukup menarik untuk dibeli dan memiliki prospek bisnis yang bagus ke depannya. "Tetapi karena sudah naik di hari kedua saya sarankan untuk wait and see. Jika terjadi koreksi boleh buy dengan target harga GOOD diharga Rp 4.500 dan DUCK diharga Rp 1.300.

Adapun kenaikan harga saham SURE naik 406%, DUCK naik 115%, GOOD naik 112%, KPAS naik 150%, MPRO naik 118%, HKMU naik
52,17%, SKRN naik 87,14%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×