kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentimen negatif kompak mengadang, euro menguat di hadapan poundsterling


Selasa, 09 Juli 2019 / 19:08 WIB
Sentimen negatif kompak mengadang, euro menguat di hadapan poundsterling


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mata uang euro terbang di atas poundsterling di tengah sentimen negatif menerpa kedua mata uang tersebut. Mengutip Bloomberg di pasar spot, Selasa (9/7), pasangan mata uang EUR/GBP tercatat naik 0,38% ke 0,8994.

Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan kedua mata uang tersebut sama-sama sedang diterpa sentimen negatif. Namun, persoalan Brexit dan pelemahan ekonomi Inggris lebih direspon negatif oleh pelaku pasar dibanding pelemahan ekonomi yang juga terjadi di kawasan Eropa.

Baca Juga: Sudah jeblok, pasangan mata uang GBP/USD bisa mulai bangkit

Mata uang euro sebenarnya masih menerima sentimen negatif dari indeks ekonomi sentix untuk zona Eropa yang jatuh ke level terendah sejak November 2014. Di awal Juli indeks kesehatan ekonomi tersebut berada di -5,8 lebih rendah dari estimas yang naik 0,3 dan level di periode Juni yang hanya -3,3.

Selain itu, sentimen negatif yang juga masih membayangi euro adalah Bank Sentral Eropa atau European Central Bank (ECB) akan melakukan kebijakan pelonggaran moneter dengan memangkas suku bunga acuan di tengah perlambatan ekonomi.

"Belum lagi permasalahan penggantian pemimpin ECB, Mario Draghi juga memberi sentimen negatif pada euro," kata Alwi, Selasa (9/7). Pelaku pasar menganggap calon pengganti Mario, yaitu Christine Lagarde berpotensi lebih dovish dari Mario karena fokus meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga: Data ekonomi melemah, euro terkoreksi terhadap dollar AS

Alwi menyimpulkan, sentimen negatif masih membawa tren bearsih pada euro, hanya saja kondisi poundsterling juga tak kalah buruk, setelah data ekonomi Inggris menurun.

Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufacturing Inggris melemah ke level 48 di periode Juli. Angka tersebut lebih rendah dari proyeksi yang tumbuh ke 49,5 dan data Juni yang berada di level 49,4.

"Upaya poundsterling untuk menguat masih sulit selama Brexit belum selesai," kata Alwi. Apalagi, kini ketegangan Brexit meningkat setelah calon pengganti Perdana Menteri Theresa May, Boris Johnson mengatakan tidak masalah bila terjadi Hard Brexit.

Baca Juga: Dollar AS mengungguli yen di tengah data tenaga kerja AS yang bervariasi

Secara teknikal, Alwi menganalisis harga bergerak di atas MA 10 dan 55 menunjukkan tren masih bullish. Indikator MACD juga menunjukkan histogram berada di atas 0 yang artinya posisi buyer masih kuat. RSI berada di atas 50, tepatnya di 66 menunjukkan mulai masuk wilayah overbought dan berpotensi koreksi.

Alwi merekomendasikan buy on support di rentang support 0,8876-0,8911 dan resistance di 0,9050-0,9120.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×