kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Selain Timor Leste, Japfa Comfeed (JPFA) bidik peluang di pasar ekspor lainnya


Senin, 23 September 2019 / 21:11 WIB
Selain Timor Leste, Japfa Comfeed (JPFA) bidik peluang di pasar ekspor lainnya
ILUSTRASI. JAPFA Lepaskan Ekspor Pakan Ternak Perdana Ke Republik Demokratik Timor Leste


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - SIDOARJO. PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA, anggota indeks Kompas100) melalui anak perusahaannya tengah gencar ekspor produknya ke Republik Demokratik Timor Leste.

Pada tahap awal, JPFA sudah mengekspor pakan ternak sebesar 40 ton dan akan mengekspor lagi sebesar 60 ton pada Selasa (24/9). Emiten poultry ini juga mengekspor sekitar 30 ton daging ayam beku senilai Rp 1,1 miliar dan 30 ton olahan ayam senilai Rp 1,3 miliar, pada hari ini (23/9) di bawah PT Ciomas Adisatwa.

Head Division PT Ciomas Adisatwa Tommy Kuncoro melihat peluang yang besar untuk mengekspor produk perusahaannya dengan jumlah yang lebih besar. Sebagai penjajakan, hingga November 2019 Tommy menargetkan perusahaannya bisa ekspor hingga 100 ton.

Baca Juga: Japfa Comfeed Indonesia (JPFA) ekspor daging ayam beku ke Timor Leste Rp 1,1miliar

"Sampai ke angka estimasi saya, dengan populasi Timor Leste sekitar 1,2 juta penduduk, kita bisa 300 hingga 400 ton," jelas Tommy usai acara pelepasan ekspor di kantornya, Senin (23/9).

Ekspor ini dilakukan PT Ciomas Adisatwa dengan sistem jual putus. Menurut penjelasan Tommy, perusahaannya telah bekerjasama dengan pembeli di Timor Leste yang memiliki jaringan besar supermarket di negara yang pernah menjadi bagian dari Indonesia tersebut.

"jadi kami supply ke supermarket dia dulu, dan kami akan taruh orang disana untuk membantu membuka pasar supaya jangan di ambil oleh Brasil lagi," jelas Tommy.

Menurutnya, saat ini pangsa daging ayam dan olahannya di Timor Leste memang dikuasai oleh Brasil dan Malaysia. Sehingga perusahaan menargetkan bisa menggeser posisi kedua negara tersebut.

Ini sejalan dengan porsi penerimaan dari ekspor belum signifikan terhadap kondisi keuangan anak perusahaan JPFA tersebut. Tommy menyebutkan, dalam satu bulan Ciomas Adisatwa bisa mencapai angka penjualan 8.000 ton hingga 9.000 ton. Sedangkan yang diekspor saat ini baru 60 ton.

"Ekspor masih sangat amat kecil, jadi peluang kita sebenarnya bisa lebih besar. Sekali lagi support untuk regulasi peternakan dan bantuan government to government nya," jelas Tommy.

Baca Juga: Kelebihan Pasokan Ayam Masih Mengancam, Ini Rekomendasi Analis untuk Saham Poultry premium

Selain membidik pasar di Timor Leste, Tommy menyebutkan ada beberapa negara yang kini tengah diliriknya antara lain Hong Kong, Malaysia dan Abu Dhabi.

Ke depan, dia menargetkan bisa mengekspor sekitar 200 ton hingga 300 ton dalam satu tahun. Maka dia berharap, ekspor tak hanya bergeliat saat kondisi sektor unggas di Indonesia over supply. "Karena ini kondisi yang tidak bagus," imbuh dia.

Dia berharap pemerintah segera menerbitkan regulasi yang bisa mendorong dunia peternakan untuk bersaing. Terutama soal ongkos pemeliharaan atau biaya produksi yang cenderung lebih mahal bila dibandingkan dengan China dan Thailand, terutama saat harga ayam dalam kondisi normal.

Sekretaris Perusahaan JPFA Rachmat Indrajaya menambahkan penerimaan dari ekspor belum berpengaruh signifikan pada keuangan JPFA  bahkan tak mencapai 10%. Untuk itu, JPFA akan terus mendorong peningkatan ekspor.

Soal ekspor pakan ternak ke Timor Leste, dia optimistis bisa mencapai target 1.000 ton, meski saat ini baru terealisasi 10 ton.

"Sampai akhir tahun optimistis, karena kami kemarin ketemu buyer di sana, dia punya empat kandang dengan total kebutuhan 400 ton per bulannya," jelas Rachmat.

Baca Juga: Emiten poultry masih hadapi tantangan pelemahan harga ayam

Rencana lain yang tengah dibidiknya adalah ekspor wagyu ke Malaysia. Namun JPFA tak memasang target kapan ekspor dapat terlaksana. Saat ini JPFA tengah menunggu kedatangan dari tim Malaysia untuk melakukan audit peternakan dan rumah potong.hewan.

"Mereka ingin tahu soal gimana cara memotongnya, halal atau tidak apalagi ini kan untuk Malaysia. Semoga lancar," jelas Rachmat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×