kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Santri tidak hanya pandai mengaji tapi melek investasi


Selasa, 18 September 2018 / 12:54 WIB
Santri tidak hanya pandai mengaji tapi melek investasi
ILUSTRASI. Ansoruna Business School Adakan sekolah pasar modal syariah


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Dadan M. Ramdan

KONTAN.CO.ID - JOMBANG. Banyak jalan menuju Roma. Banyak orang menjadikan pameo ini sebagai penyemangat  untuk menggapai kesuksesan hidup. Bayangkan Roma sebagai lambang kesuksesan, dan bayangkan jalan menuju kota tersebut sebagai banyak cara untuk meraih kesuksesan.

Ini pun setidaknya memotivasi  Fathurrahman, kader dari Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Mojowarno, Jombang, dalam merencanakan masa depan. “Saya ingin menjadi orang sukses, jadi pengusaha,” ujarnya.

Lantas apa yang dilakukan Fathurrahman, agar cita-citanya tersebut bisa tercapai? Seperti pepatah di atas tadi, banyak cara untuk menjadi orang sukses. Nah, salah satuya dengan rajin berinvestasi. “Saya sangat tertarik dengan pasar modal. Saya dengar dari teman-teman, melihat di televisi ada orang yang seperti pengangguran, tidak ada pekerjaan hanya menggunakan ponsel tapi bisa medapatkan uang banyak. Itu pendapatannya dari pasar saham,” ungkap Fathurrahman bercerita dengan penuh antusias.

Yang ada di benak pelajar ini adalah menjadi pengusaha atau pebisnis jangan tanggung-tanggung. “Jangan cuma pengusaha kecil-kecil lah, tapi harus menjadi pengusaha besar yang sukses,” sahutnya. Itu sebanya,  Fathurrahman berujar, ingin belajar lebih jauh mengenai produk produk pasar modal dan cara berinvestasinya. Apalagi saat ini sudah ada pasar modal syariah, sehingga tidak khawatir lagi soal kehalalannya. “Produk pasar modal syariah tidak ada unsur judi dan riba, ini yang penting,” akunya.

Memang, kegiatan sekolah pasar modal syariah banyak memo­tivasi peserta untuk mengenal lebih jauh mengenai  produk-produk investasi yang sesuai dengan ajaran Islam. Kali ini, Ansoruna Business School  menyelanggarakan sekolah pasar modal syariah di Jombang, pada akhir pekan lalu. Kegiatan ini terselenggara berkat kerjasama antara  Ansoruna Business School PP GP Ansor, PC GP Ansor Jombang, juga didukung Otoritas Jasa Keuangan (OJK), IDX, Indopremier, KONTAN, dan pihak lainnya. Sedikitnya 130 peserta dari Jombang dan sekitarnya yang mengikuti sekolah pasar modal syariah ini.

“Event yang sangat luar biasa yang dihadirkan oleh Ansoruna Business School  karena sangat bermanfaat untuk kader- kader Ansor. Sebab belum banyak yang paham dengan pasar saham yang bisa menghasilkan profit guna kemandirian organisasi maupun individu kader-kader Ansor,” aku Asyarurahim,  kader Ansor Ngoro, Jombang, salah satu peserta yang mengikuti kegiatan ini.

Menurut Asyarurahim, soft skil kader Ansor bukan hanya mengaji, tahlil, shalawatan, serta kegiatan keagamaan tapi juga pengetahuan dan keterampilan dalam berbisnis atau berinvestasi. Artinya, para santri juga kudu  melek investasi, tidak hanya rutinitas keagamaan saja. Alternatuf instrumen  investasi yang bisa dipilih  adalah pasar modal syariah dengan produk saham, obligasi reksadana, dan sebagainya yang sesuai dengan kaidah-kaidah ajaran Islam.

“llmu baru dan semangat baru untuk menjadi pemilik saham perusahaan yang  pada akhirnya dalam jangka panjang bisa mewujudkan kemandirian organisasi,” imbuh dosen muda di STIE PGRI Dewantara Jombang ini.

H Zulfikar Damam Ikhwanto, Ketua PC GP Ansor Jombang mengapresiasi upaya dari Ansoruna Business School dalam membangun kapasitas SDM kader Ansor, khususnya dan pada umumya, terkait investasi di pasar modal syariah. “Ke depan, informasi dan pelatihan pelatihan mengenai pasar modal syariah ini akan diperbanyak.  Bahkan, saya berharap di Jombang ada semacam pusat informasi tentang pasar modal karena selama ini harus mengakses ke Surabaya,” tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Mohammad Amin, Pendiri Ansoruna Business School kembali menegaskan kembali komitmen Ansoruna dalam penguatan kapasitas diri dari kader Ansor-Banser, para Nahdliyyin dan masyarakat pada umumnya, yang salah satunya dengan mengadakan kursus pasar modal syariah di berbagai daerah.

Selain sekolah pasar modal syariah, Ansoruna Business School  mengadakan kursus asuransi syariah, manajemen koperasi, kursus kuliner nusantara, pelatihan jurnalime bisnis dan pesantren, serta pengembangan usaha lainnya.  “Ansoruna ingin menampilkan sisi lain atau wajah lain dari GP Ansor  yang mungkin dipahami sebagian masyarakat hanya mengaji, baca shalawatan, dan Banser yang jagain gereja-gereja,” ungkapnya.

Alhasil, Ansoruna Business School tidak hanya menjadi wadah bagi para kader Ansor dan Banser dalam mengembangkan potensi diri. Namun secara eksternal menjadi jembatan dalam membangun sinergi dengan stakeholder baik itu korporasi, kelembagaan pemerintah, dan pihak lainnya. Ansoruna  Business School tampil sebagai penyedia jasa pendidikan, pelatihan dan konsultasi pengembangan usaha. Secara khusus, Ansoruna Business School didedikasikan bagi kader-kader GP Ansor-Banser yang tercatat sebanyak 5 juta orang dan para Nahdliyyin yang bercita-cita memiliki financial freedom.

Ini sejalan dengan visi GP Ansor yang menaungi Ansoruna Business School, yakni revitialisasi nilai dan tradisi ahlussunnah wal jama’ah, penguatan sistem kaderisasi, pemberdayaan potensi kader, dan kemandirian organisasi. Sehingga, dalam setiap gerak kegiatan, Ansoruna Business School juga senantiasa berpegang teguh pada misi GP Ansor yang konsisten membangun disiplin organisasi dan kadersasi bebasis profesi, menjadi sentrum lalulintas informasi dan peluang usaha antarkader dengan stakeholder guna mempercepat kemandirian ekonomi kader dan organisasi.

Agar cita-cita mulia ini tercapai dengan baik, Ansoruna Business School dikelola oleh kumpulan anak muda kreatif, cinta tanah air dan memiliki jiwa peduli sosial dengan berbagai latar belakang pendidikan dan pengalaman yang relevan dengan visi pengembangan ekonomi umat. “Ansoruna dikelola oleh orang orang profesional yang ahli dibidang masing masing, dari mulai pelaku ekonomi dan bisnis, akademisi, profesional di sektor jasa keuangan dan perbankan, serta media dan lainnya,” beber Mohammad Amin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×