kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Salim Ivomas (SIMP) mencatat rugi Rp 31,26 miliar di kuartal I


Selasa, 30 April 2019 / 09:56 WIB
Salim Ivomas (SIMP) mencatat rugi Rp 31,26 miliar di kuartal I


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP) mencatatkan pendapatan Rp 3,36 triliun sepanjang kuartal I-2019. Angka ini naik 5,33% dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 3,19 triliun.

Kenaikan pendapatan ini disebabkan pertumbuhan volume penjualan dari produk sawit, yaitu crude palm oil (CPO) dan palm kernel (PK), serta divisi minyak dan lemak nabati. Pada kuartal pertama tahun ini, porsi penjualan SIMP terdiri dari minyak dan lemak nabati sebesar 81% dan perkebunan sebesar 19%.

Kenaikan penjualan pada tiga bulan pertama tahun ini tak bisa mengimbangi kenaikan beban pokok penjualan SIMP yang mencapai 14,18% secara year on year (yoy), dari Rp 2,51 triliun menjadi Rp 2,87 triliun. Alhasil, laba kotor Salim Ivomas turun 27,61% menjadi Rp 491,41 miliar.

Beban umum dan administrasi naik 9,59% yoy menjadi Rp 219,11 miliar dan beban operasi lain naik 13,38% secara tahunan menjadi Rp 36,51 miliar. Dalam periode ini, beban keuangan juga meningkat 22,95% yoy menjadi Rp 221,28 miliar.

Kenaikan beban ini menyebabkan Salim Ivomas mencatatkan kerugian hingga Rp 31,26 miliar. Padahal periode sebelumnya SIMP membukukan laba bersih sebesar Rp 111,19 miliar.

Dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Selasa (30/4), SIMP mengungkapkan bahwa penurunan laba disebabkan oleh penurunan harga jual rata-rata produk sawit, tanpa menyebut harga jual SIMP di kuartal pertama.

Produksi tandan buah segar (TBS) SIMP naik 6%, menjadi 931.000 metrik ton pada kuartal pertama 2019 dari sebelumnya 878.000 metrik ton. Produksi CPO yang naik 4% yoy, dari 184.000 metrik ton menjadi 192.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×