kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham Perusahaan Gas Negara masih layak beli untuk jangka panjang


Rabu, 01 Agustus 2018 / 15:40 WIB
Saham Perusahaan Gas Negara masih layak beli untuk jangka panjang
ILUSTRASI. Perjanjian jual beli saham bersyarat Pertamina dan PGN


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk melakukan aksi akusisi terhadap PT Pertamina Gas (Pertagas) sepertinya akan disambut positif oleh para investor. Pasalnya dari sisi lini bisnis, kedua perusahaan ini masih sejenis sehingga integrasi keduanya akan menghasilkan kolaborasi bisnis yang baik.

Kendati akan berprospek cerah, rencana akusisi ini membutuhkan dana besar. PGAS sendiri harus merogoh saku yang cukup dalam karena harus menyiapkan dana segar sekitar Rp 16,6 triliun.

Sebelumnya dikabarkan, tahun ini PGN memang harus menganggarkan dana sebesar Rp 8,3 triliun untuk pembayaran tahap I akusisi Pertagas. Dana untuk membayar akusisi tahap I ini rencananya akan diambil dari kas internal.

Sisanya Rp 8,3 triliun akan dibayarkan pada tahun depan. Untuk membayar transaksi tahap kedua ini, PGN masih terus mencari pembiayaan.

Rini Soemarno, Menteri BUMN mengatakan untuk melakukan akusisi ini dana yang direncanakan sudah ada. Salah satunya dari kredit sindikasi perbankan.

"Pendanaan sudah ada, enggak ada masalah. Dari sindikasi perbankan cukup banyak. Sindikasi dari bank non-BUMN ada," ujar Rini di Bursa Efek Indonesia, Selasa (31/7). Sayang pihaknya enggan menyebutkan bank yang ikut sindikasi tersebut.

Selain itu pendanaan melalui skema sekuritisasi aset atau Efek Beragun Aset (EBA) pun diharapkan bisa jadi alternatif PGAS kedepannya melihat ada potensi aset dari penjualan gas yang bisa dimanfaatkan.

Nah, rencana pendanaan melalui sindikasi bank ini pun dinilai akan mempengaruhi fundamental dikarena adanya kemungkinan debt equity ratio dari PGAS akan naik. Tentunya ini akan kurang baik bagi neraca keuangan.

Menanggapi kondisi tersebut, William Surya Wijaya, Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas mengatakan, hal tersebut seharusnya tidak harus terlalu dikhawatirkan. Karena pertimbangan PGAS pastinya sudah matang jika ingin mengambil pendanaan melalui skema sindikasi bank.

"Kalau saya lihat pastinya ini semua sudah terukur yah apalagi melihat PGAS adalah BUMN. Hanya saja karena kemungkinan kebutuham lebih urgent makanya mereka ambil perbankan karena pilihan lain tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Dan sisi likuiditas perbankan juga masih baik. Perhitungan pastinya sudah matang," ujar William kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7).

Justru ini bisa dibilang peluang yang baik bagi PGAS untuk mendapatkan kontribusi laba dari calon anak usaha mereka ini. Lini bisnis yang sama membuat kedua entitas ini tidak akan memerlukan waktu yang lama untuk melakukan integrasi.

"Kontribusi sebesar apa belum terlihat. PGAS adalah distributor dan Pertagas lebih ke penyalur sehingga bisnis mereka dari arah hulu ke hilir akan lebih match," ujar William.

Pun, secara otomatis akan terbuka jalur distribusi yang lebih baik. Melihat potensi ini, William merekomendasikan buy untuk PGAS dengan catatan untuk masuk dalam jangka panjang.

Menurutnya, PGAS sebelumnya pernah mencapai level Rp 5.000 dan kembali akan berpeluang bangkit. Pun terkait target price di 2018 menurut William sudah tercapai di Rp 2.800 sampai Rp 3.000. Di tahun 2019 PGAS diharapakan bisa tembus di level Rp 3.800 sampai Rp 4.000. Sekadar informasi pada perdagangan Selasa, (31/7) PGAS ditutup melemah 0,58% pada level Rp 1.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×