kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45918,55   -16,97   -1.81%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Saham logam terkoreksi akibat aksi ambil untung


Kamis, 14 Maret 2019 / 16:29 WIB
Saham logam terkoreksi akibat aksi ambil untung


Reporter: Yoliawan H | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Potensi saham-saham tambang logam sepertinya akan terus cemerlang di tahun 2019 ini. Saham-saham andalan sektor ini seperti PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO).

Sejak awal tahun, saham-saham ini masih bergerak positif. INCO sudah tumbuh 10,12% secara year to date (ytd), ANTM tumbuh 26,14% ytd dan TINS tumbuh 70,20% ytd. Hasil positif ini muncul dari kepercayaan diri investor terkait hasil kinerja tahunan emiten yang memang positif.

TINS mencetak pertumbuhan laba hingga 31,62% yoy menjadi Rp 636,22 miliar. Laba ANTM tumbuh lebih meyakinkan sebesar 541% yoy ke level Rp 874,42 miliar dan INCO mencatat laba US$ 60,51 juta setelah sebelumnya merugi US$ 15,27 juta.

Melihat kondisi ini, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Chris Apriliony mengatakan, jika melihat pergerakan harganya sejak awal tahun masih sangat positif karena ditopang oleh hasil kinerja tahun 2018 lalu yang baik. Hanya saja dalam sepekan terakhir pergerakan saham sektor ini agak tertekan.

Dalam seminggu terakhir, saham INCO turun 7,46%, ANTM turun 7,18% dan TINS turun 9,47%. “Ini masih koreksi wajar, karena sebelumnya sudah naik cukup tinggi dan ada efek ambil untung jangka pendek saja,” ujar Chris kepada Kontan.co.id, Kamis (14/3).

Menurutnya kinerja emiten tambang mineral ini masih akan terus membaik di tahun 2019 ini, terkait harga komoditas emas dan timah masih dalam level yang wajar dan masih akan menunjang kinerja perusahaan.

Sebelumnya, TINS menargetkan pertumbuhan laba hingga 100% menjadi Rp 1,2 triliun di tahun 2019 ini. ANTM juga membidik produksi mereka bisa tumbuh hingga dua digit di tahun 2019.

Chris mengatakan, ke depan emiten sektor ini akan terbantu oleh sentimen divestasi perusahaan-perusahaan tambang mineral yang kepemilikan mayoritasnya bukan milik perusahaan lokal. “Banyak perusahaan tambang yang komoditasnya serupa dengan ANTM tentu akan masuk akal untuk mereka serap,” ujar Chris.

Chris masih merekomendasikan buy ANTM dengan target harga tahun ini mencapai Rp 1.500 sampai Rp 2.000 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×