kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rupiah menguat jelang rilis data inflasi Oktober


Rabu, 31 Oktober 2018 / 19:05 WIB
Rupiah menguat jelang rilis data inflasi Oktober
ILUSTRASI. Uang rupiah


Reporter: Disa Ayulia Agatha | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun sempat menguat di awal pembukaan, dollar Amerika Serikat (AS) kembali melemah terhadap mata uang dunia seperti yen dan euro di perdagangan Rabu (31/10). Di pasar spot, rupiah menguat sebesar 0,14% ke level Rp 15.203 per dollar AS.

Mata uang Garuda juga menguat tipis 0,07% menjadi Rp 15.227 per dollar AS dalam data Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor). Penguatan rupiah kali ini dinilai termasuk salah satu yang paling baik kinerjanya di pasar Asia.

Analis Asia Trade Points Futures Andri Hardianto menilai, kebutuhan dollar di akhir tahun meningkat untuk pembagian deviden dan pembayaran cicilan utang. Tapi, Bank Indonesia (BI) mampu mengelola pasar valas sehingga mulai menaiknya kebutuhan dollar itu bisa terpenuhi. “Selain itu ditunjang oleh pasar keuangan yang hari ini cukup diminati, terlihat dari yield surat utang yang turun artinya permintaannya meningkat,” kata Andri.

IHSG dalam perdagangan akhir Oktober ini juga ditutup positif sehingga menandakan para pelaku pasar banyak melakukan aksi beli di pasar keuangan Indonesia.

Data internal Indonesia yang positif pun juga masih memberikan kepercayaan dari pasar, walaupun investasi asing sedikit turun. “Pelaku pasar menunggu data inflasi di mana proyeksinya cukup terkendali di angka 3% di tengah kenaikan harga minyak serta penguatan pada dollar,” lanjut Andri.

Harga minyak yang belum beranjak membuat pelaku pasar melihat hal ini bisa berdampak pada terpangkasnya defisit pada neraca berjalan.

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, laporan kinerja korporasi kuartal III yang positif juga membantu penguatan rupiah kali ini. Namun ia juga tidak memungkiri bahwa kekhawatiran terhadap perang dagang antara AS-China yang masih mendominasi. “Sentimen lain juga datang dari data Jepang di mana produksi industri turun di bawah ekspektasi, serta data pertumbuhan ekonomi Eropa yang tidak sesuai ekspektasi. Prediksinya 1,8% tapi di kuartal III hanya 1,7%,” jelas David.

David memproyeksikan rupiah melemah tipis pada perdagangan Kamis (1/11) berada di level Rp 15.190-Rp 15.250 per dollar AS. Sedangkan Andri mengatakan ada aksi profit taking oleh pasar sehingga rupiah dapat melemah tipis di level serupa Rp 15.190-15.250 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×