kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rilis kinerja emiten, wajah Wall Street mixed


Rabu, 20 Juli 2016 / 04:22 WIB
Rilis kinerja emiten, wajah Wall Street mixed


Sumber: CNBC | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

NEW YORK. Pada transaksi malam tadi (19/7), wajah Wall Street tampak beragam. 

Data CNBC menunjukkan, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup dengan kenaikan 0,14% menjadi 18.559,01. Saham McDonald mencetak kenaikan tertinggi pada indeks ini. Sedangkan saham Microsoft merupakan saham dengan penurunan terbesar, 

Di sisi lain, indeks S&P 500 ditutup turun 0,14%. Sektor material dan energi menjadi dua sektor dengan penurunan terbesar dari delapan sektor yang turun. Sedangkan sektor finansial dan industri merupakan dua sektor yang berhasil menghijau dengan kenaikan masing-masing 0,08% dan 0,05%. 

Adapun indeks Nasdaq ditutup dengan penurunan 0,38% menjadi 5.036,37.

Setelah mencetak rekor beberapa hari terakhir, saat ini pandangan investor terfokus pada kinerja emiten kuartal dua. 

Rilis kinerja Netflix kemungkinan menenggelamkan optimisme investor. Saham Netflix Senin malam lalu anjlok lebih dari 14% setelah perusahaan membukukan kinerja yang melampaui estimasi. Sayangnya, jumlah pelanggan Netflix tak sesuai target. Saham Netflix mengalami hari terburuk sejak 16 Oktober 2014. 

"Penurunan lebih disebabkan rilis kinerja emiten, tapi bukan berarti indeks tidak bisa naik lagi. Kita berada di titik di mana banyak perusahaan menunjukkan sinyal tertekan," jelas Bruce McCain, chief investment strategist Key Private Bank. 

Sementara itu, kinerja perbankan terus mengejutkan market. Teranyar, Goldman Sachs berhasil membukukan kinerja yang lebih baik dari estimasi. Goldman akhirnya menyusul rekan-rekan sejawatnya yakni Citigroup, JPMorgan Chase, dan Bank of America yang menorehkan kinerja di atas prediksi market di kuartal II. 

"Pertanyaannya adalah apakah kinerja mereka cukup kuat untuk mempertahankan reli saat ini," jelas Peter Boockvar, chief market analyst The Lindsey Group.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×