kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Rapor biru emiten blue chip belum tentu menarik


Selasa, 31 Oktober 2017 / 23:30 WIB
Rapor biru emiten blue chip belum tentu menarik


Reporter: Riska Rahman | Editor: Dessy Rosalina

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hari terakhir bulan Oktober ditutup dengan dirilisnya rapor kinerja emiten-emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), tak terkecuali emiten-emiten keping biru. Walau menunjukkan peningkatan fundamental, analis menilai hanya ada beberapa saham blue chip yang menarik untuk diperhatikan.

Emiten perbankan seperti PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) menunjukkan pertumbuhan laba yang fantastis di triwulan ketiga tahun ini.

Begitu pula dengan emiten konsumer seperti PT H M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM) yang berhasil mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba walaupun tak sehebat emiten bank.

Perusahaan telekomunikasi pelat merah, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), juga mampu meningkatkan labanya hingga 21,56% di periode ini. Namun, pertumbuhan laba PT Astra International Tbk (ASII) yang mencapai 25,78% dan anak usahanya, PT United Tractors Tbk (UNTR) yang labanya berhasil tumbuh hingga 80,31%.

Analis First Asia Capital David Sutyanto berpendapat bahwa kinerja emiten-emiten blue chip di kuartal ketiga ini cukup memuaskan. Namun, ia menganggap hanya saham blue chip tertentu saja yang menarik lantaran memiliki prospek yang baik.

Menurut David, saham-saham blue chip di sektor perbankan tampak menarik diperhatikan. "Pasalnya, laba mereka tumbuh pesat di kuartal ini. Selain itu, bank-bank tersebut juga masih mampu menjaga net interest margin (NIM) tetap menarik meskipun diterpa sentimen penurunan suku bunga," ujarnya kepada KONTAN, Senin (30/10).

Namun, Analis Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo melihat saham bank kurang menarik. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan laba bank yang fantastis di periode ini disebabkan oleh faktor efisiensi, bukan peningkatan kinerja operasional.

"Efisiensi tidak bisa jadi solusi mutlak lantaran tak mampu mengganti keuntungan di kemudian hari. Sehingga, untuk saat ini saya menyarankan investor untuk menghindari saham bank," kata Lucky.

Ia pun lebih menyarankan investor untuk beralih ke saham-saham sektor konsumer seperti GGRM dan UNVR. Adanya potensi peningkatan daya beli masyarakat serta keunggulan dua emiten ini yang telah memiliki karakteristik pasar membuat dua saham konsumer blue chip ini menarik untuk diperhatikan.

Di sisi lain, baik David maupun Lucky melihat saham yang berkaitan dengan sektor pertambangan seperti UNTR juga terlihat cukup menarik. Harga batubara yang kini bergerak naik membuat aktivitas tambang jadi semakin menggeliat sehingga mampu membuat saham-saham yang berkaitan dengan sektor ini ikut terangkat.

Meski saham-saham blue chip ini menarik untuk dikoleksi lantaran menunjukkan perkembangan kinerja yang positif, David beranggapan harga saham-saham ini sudah terlalu tinggi.

"Kenaikan harga saham dengan kenaikan fundamentalnya masih lebih tinggi kenaikan harga saham. Selain itu, posisi IHSG yang kini berada di level 6.000 membuat saham-saham tersebut sudah berada di posisi yang sangat tinggi," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×