kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pilah pilih obligasi korporasi? Simak saran analis berikut ini


Kamis, 19 Maret 2020 / 20:45 WIB
Pilah pilih obligasi korporasi? Simak saran analis berikut ini
ILUSTRASI. Obligasi. KONTAN/Muradi/2017/09/14


Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama bulan Maret ini, setidaknya sudah terdapat enam obligasi yang didaftarkan ke Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).

Keenam penerbit obligasi tersebut adalah PT Mandala Multifinance Tbk (MFIN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Victoria International Tbk (BVIC), PT Astra Sedaya Finance, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Jika dihitung, nilai obligasi yang diterbitkan berkisar Rp 5,20 triliun.

Baca Juga: Ada enam obligasi korporasi baru pada Maret ini, seperti apa prospeknya?

Portfolio Manager Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menilai keenam produk obligasi terbitan korporasi di atas cukup menarik. Namun, Dimas menyebut, dalam memilih obligasi korporasi, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah cash flow penerbit obligasi tersebut.

“Kami biasa cek historical cashflow-nya, misalnya ketika ada shock ekonomi atau katalis negatif di level emitennya sendiri, ketahanan cashflow mereka seperti apa. Lalu harus tau proyeksi cashflow-nya nantinya seperti apa,” jelas Dimas ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (19/3).

Setelah cashflow, pertimbangan berikutnya menurut Dimas terletak pada rating-nya. Namun Dimas menyebut penilaian rating agak tricky karena terkadang tidak terlalu merefleksikan kondisi perusahaan sebenarnya. 

“Jadi lebih baik fokus ke buku perusahaannya, profitability, bisnisnya akan ada kemungkinan dampak negatif atau enggak. Nanti yield dan kupon akan ikut sendiri,” tambah Dimas.

Sementara Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana menyebut faktor yang patut dipertimbangkan adalah yield atau kupon yang menarik. Lalu berikutnya adalah tingkat risiko surat utang. Untuk yang terakhir, Fikri menyebut harus disesuaikan dengan risk appetite masing-masing investor.

Baca Juga: Kondisi sedang bergejolak, sejumlah perusahaan tetap terbitkan obligasi

“Karena gabungan risiko dan imbal hasil (yield ataupun kupon) diharapkan akan mencerminkan utility (kompensasi imbal hasil terbaik dengan risiko tertentu) yang bisa didapatkan oleh investor,” terang Fikri.

Oleh karena itu, pada akhirnya Fikri menyarankan kepada para investor untuk memilih obligasi korporasi dengan utility yang semaksimal mungkin dan sesuai dengan profil masing-masing investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×