kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pergerakan rupiah hingga akhir tahun bergantung pada penyebaran virus corona


Rabu, 04 Maret 2020 / 20:21 WIB
Pergerakan rupiah hingga akhir tahun bergantung pada penyebaran virus corona
ILUSTRASI. Pergerakan rupiah masih bergantung pada penyebaran virus corona


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemangkasan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) memberi sentimen positif bagi pergerakan rupiah, Rabu (4/3). Namun, dalam jangka panjang pergerakan mata uang Garuda bakal kembali bergantung pada perkembangan kondisi global terkait penyebaran virus corona. 

Analis Monex Investindo Futures Ahmad Yudiawan mengatakan, sejatinya dalam jangka panjang tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI) saat ini masih membuat pelaku pasar tertarik untuk mengoleksi rupiah. 

Namun, fundamental rupiah masih terganggu karena wabah virus corona. "Saya kira pergerakan rupiah masih akan volatil ke depan antara melemah karena virus corona dan penguatan saat ini karena penurunanan suku bunga AS," kata Yudiawan, Rabu (4/3). 

Baca Juga: Perkasa, rupiah ditutup menguat 1,2% ke Rp 14.113 per dolar AS hari ini

Faktor yang tetap jadi perhatian utama pasar adalah penyebaran virus corona. Langkah The Federal Reserve memangkas suku bunga acuan memang membawa sentimen positif bagi rupiah. Namun, dia memproyeksikan penguatan ini terbatas. 

"Rupiah masih bisa melemah kalau virus corona makin merajalela apalagi jika sampai BI ikut kembali memangkas suku bunga acuannya karena ekonom dalam negeri ikut terseret perlambatan ekonomi global akibat corona," jelas dia.

Di satu sisi, jika virus corona mereda maka rupiah berpotensi terus menguat. Yudiawan memproyeksikan, rupiah hingga akhir tahun berpotensi naik, karena sentimen negatif memang hanya datang dari virus korona. 

Senada, Ekonom Bank Permata Josua Pardede bilang, sentimen penurunan suku bunga The Fed hanya sesaat membawa angin segar bagi mata uang Garuda. 

"Saat ini memang rupiah menguat karena penurunan suku bunga AS, tetapi kondisi global masih belum pasti terkait virus korona," jelas Josua. 

Baca Juga: Otot rupiah perkasa 1,2% hari ini, bagaimana nasib besok?

Hingga akhir tahun, Josua optimistis rupiah bisa menguat dengan mempertimbangkan defisit fiskal dan transaksi berjalan bisa dijaga pemerintah. Selain itu, jika penyebaran virus corona pun bisa diatasi maka rupiah akhir tahun berpotensi kembali ke bawah Rp 14.000 per dollar AS. 

Sementara, Yudiawan memproyeksikan rupiah akhir tahun berada di rentang Rp 13.400 per dollar AS hingga Rp 13.500 per dollar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×