kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Per September 2019, Tower Bersama Infrastructure (TBIG) serap capex Rp 1,5 triliun


Rabu, 13 November 2019 / 19:31 WIB
Per September 2019, Tower Bersama Infrastructure (TBIG) serap capex Rp 1,5 triliun
ILUSTRASI. Pekerja melakukan perawatan menara (tower) telekomunikasi milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) di Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu (18/9/2019). T Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) telah menyerap belanja modal atau capital


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan menara telekomunikasi PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG, anggota indeks Kompas100) telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) sebanyak Rp 1,5 triliun sepanjang sembilan bulan pertama 2019.

Sementara hingga akhir tahun ini, TBIG mengalokasikan capex sebesar Rp 1,5 triliun - Rp 2 triliun yang bersumber dari kas internal dan pinjaman bank.

Baca Juga: Gelar RUPLB, Hanson International (MYRX) tetapkan Benny Tjokrosaputro sebagai dirut

Direktur Keuangan TBIG Helmy Yusman Santoso mengatakan, serapan capex Rp 1,5 triliun tersebut digunakan untuk merealisasikan pembangunan 484 menara baru dan 2.094 kolokasi.

Dengan begitu, TBIG telah memperoleh tenant baru sebanyak 2.578  tenant hingga September 2019 ini. Di samping itu, sebagian capex tersebut juga digunakan untuk membayar pembangunan menara yang sudah selesai dari tahun lalu tapi baru dibayar tahun ini. 

Jumlah realisasi tenant baru tersebut setara 85,93% dari target total 2019. Sebagai informasi, sepanjang tahun ini, TBIG membidik penambahan tenant sebanyak 3.000 tenant, terdiri dari 1.000 menara baru dan 2.000 kolokasi. 

Jika dilihat lebih jauh, penambahan menara, baru mencapai 48,4% dari target, sedangkan kolokasi sudah melebihi target. Direktur Utama TBIG Hardi Wijaya Liong mengatakan, hal ini didorong oleh pelanggan telekomunikasi TBIG yang terus melakukan densifikasi jaringan di seluruh negeri. 

"Hal ini yang menyebabkan peningkatan yang cukup tajam untuk order kolokasi. Dengan pertumbuhan yang kuat di kolokasi, rasio kolokasi (tenancy ratio) meningkat ke 1,80 dari 1,69 di akhir 2018,” tutur Hardi, Rabu (13/11). 

Baca Juga: Medco Energi (MEDC) andalkan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah bisnis migas

Helmy menambahkan, perusahaan operator telekomunikasi juga lebih tertarik untuk menyewa menara yang sudah ada, sebab tidak harus menunggu pembangunan menara selesai. Asal tahu saja, kolokasi adalah layanan di mana operator telekomunikasi menyewa menara yang sudah dimiliki perusahaan menara telekomunikasi.

Secara total, per 30 September 2019, TBIG memiliki 27.789 penyewaan dan 15.485 site telekomunikasi, yang terdiri dari 15.396 menara telekomunikasi dan 89 jaringan Distributed Antenna System (DAS). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×