kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan Semen Baturaja (SMBR) tetap terjaga di semester I-2019


Minggu, 14 Juli 2019 / 14:50 WIB
Penjualan Semen Baturaja (SMBR) tetap terjaga di semester I-2019


Reporter: Aloysius Brama | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Konsumsi semen sepanjang semester I-2019 masih lesu. Data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) mencatat, rata-rata konsumsi semen sepanjang semester I tahun 2018 mencapai 6,58 juta ton per bulan.

Sedangkan tahun ini, pada kurun waktu yang sama, rata-rata permintaan semen hanya 4,9 juta ton per bulan. Itu berarti konsumsi semen sepanjang semester I tahun ini mengalami penurunan kira-kira sekitar 670.000 ton.

Namun sepertinya tak semua emiten semen mengalami hal tersebut. PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) malah mengalami pertumbuhan, baik dari permintaan maupun produksi. Meski harus diakui pertumbuhannya berada dalam rentang mini.

Baca Juga: Produsen Semen Menaggung Biaya Produksi Tinggi

Produksi semen SMBR mengalami pertumbuhan yang stagnan. Sepanjang semester I-2019, SMBR memproduksi 897.893 ton. Jumlah itu lebih tinggi sekitar 1% dari tahun lalu. “Semester satu 2018 kapasitas produksi kami sebesar 887.047 ton,” terang Direktur Keuangan Semen Baturaja Dede Parasede, Jumat (12/3).

Penjualan semen SMBR juga mengalami pertumbuhan. Dede mengatakan realisasi penjualan semen semester I perusahaannya mencapai 880.000 ton. Periode yang sama tahun lalu, SMBR mencatatkan sales sebesar 866.000 ton. “Meski tipis hanya sekitar 2%, namun itu kondisi yang bagus di tengah kondisi konsumsi semen nasional yang lesu,” kata Dede.

Kalau dihitung, realisasi penjualan semen SMBR mencapai sekitar 40% dari total target tahun ini. Tahun ini, Dede berharap pihaknya mencatatkan penjualan semen hingga mencapai 2,3 juta ton.

Baca Juga: Produsen semen terapkan efisiensi dan penguatan pangsa pasar di semester II-2019

Dede optimistis perusahaannya bisa memacu bisnis di semester kedua. Dede mengakui, tipisnya pertumbuhan produksi dan penjualan semen SMBR tak dapat dilepaskan dari tertundanya beberapa proyek. “Demand sepanjang semester I banyak tertahan karena sepertinya pihak-pihak tertentu masih memantau kepastian politik,” kata Dede.

Ia mengaku sudah menyiapkan beberapa strategi untuk bisa merealisasikan target tahun ini. Selain memprediksi beberapa proyek yang akan kembali dilanjutkan pasca pemilu, SMBR juga akan menekan cost of goods sold (COGS) lebih rendah dari tahun sebelumnya.

“Dengan peningkatan penjualan juga pertumbuhan market share plus didukung perbaikan sistem distribusi dan perluasan area pasar, kita optimis target tahun ini masih tergapai,” ujarnya.

Baca Juga: Kinerja Sejumlah Produsen Semen Belum Memuaskan

Sebagai perusahaan semen, SMBR bisa dibilang memiliki segmentasi pasar yang unik. Selama ini, SMBR lebih banyak memenuhi permintaan di wilayah Sumatera bagian selatan seperti provinsi Sumatera Selatan, Lampung, Bengkulu, Jambi, dan Bangka Belitung.

Dede mengatakan, jumlah permintaan semen untuk wilayah tersebut mencapai 6,9 juta ton. “Tahun lalu, kami kuasai sekitar 56% market share untuk wilayah Sumatera Selatan,” jelas Dede.

Lantas bagaimana prospek saham SMBR di tengah kinerja yang mengalami anomali bila dibandingkan kondisi industri tersebut? Analis Panin Sekuritas William Hartanto menyebut saham SMBR menjadi salah satu saham emiten semen yang masih menarik dikoleksi. “Secara teknikal menunjukkan pergerakan uptrend,” katanya, Jumat (12/7).

Baca Juga: Laba bersih emiten semen turun, begini rekomendasi analis

Analis Binaartha Sekuritas Nafan Aji juga menyebut, meski kondisi industri lesu, namun stabilnya SMBR menunjukkan bahwa perusahaan mampu menjaga kinerjanya. “Pergerakannya masih bisa naik. Sehingga saya rekomendasikan untuk hold sahamnya,” ujar Nafan.

Keduanya memiliki rekomendasi target price yang berbeda. William merekomendasikan buy saham SMBR dengan target price 1500. Sedangkan Nafan merekomendasikan hold dengan target price 1380.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×